Sabtu, 05 Desember 2015

Gofur II

Ku oleskan sedikit lipsice di bibir ku agar tidak terlihat pucat, aku kembali mematut diri di depan cermin "cantiklah" kataku sambil tertawa. Aku hanya memakai sepatu kets warna hitam, celana jeans selutut dan atasan t-shirt putih. Ku biarkan rambut ku yang hitam ini terurai begitu saja. Lalu aku duduk di kasur menunggu seseorang yang sudah janji akan datang. Ku tunggu dia, ku tunggu sahabatku, ku tunggu gofur, lama, dan, tak ada.
Aku lalu mencari nama Gofur di kontak ku, lalu aku tekan tombol hijau.
"Hallo?" Terdengar suara gofur datar
"Lo dimana jadi ga? Ini udah sore banget gue nunggu dari tadi dodol" kataku
"Tunggu emang kita mau kemana fik?"jawab gofur polos
Kaget? Pasti.
"Kemaren lo janji mau traktir kaaaaannnnn!!" Kataku
"Ya ampun gila, sorry fik gue lupa. Gimana yah, gue sekarang lagi main sama mila ngerayain jadian kita fik"jawab gofur
Aku terdiam.
"Fik??,fika??"
"Eh iya?,ohh ya udah rayain aja fur gpp yang seru yaaah byeeeeeeeeeee" jawabku agak di senang senangin. padahal tau sendiri lah gimana.
Aku langsung menutup telepon.
hey sadarlah sahabat, kau hanya sahabat, tak apa, biarkan dia senang. Tolong gembira!!
"Bu fika pergi sekolah yah, assalamualaikum" aku pamit pergi sambil mencium tangan ibu ku,
"Eh gofur kan belum ada" tanya ibuku dengan raut wajah yg bingung.
"Gofur ga akan jemput atau antar lagi bu gaakan pernah lagi" kataku sambil tersenyum pada ibu.
"Kalian musuhan?" Tanya ibu
"Engga"kataku sambil memberi lagi senyuman busuk pada ibu.
"Udah ah bu aku pergi yaa" aku berlari segera keluar rumah.
Ini hari pertama ku pergi kesekolah gak sama gofur. Ya sahabatku sudah punya pacar, ia pertama kali punya pacar, emang sih banyak gebetan nya tapi selalu kandas. Hampir jadi hahaha. Aku selalu menertawakan itu. Gofur dari kelas 10 SMA selalu mengantar jemput ku, pernah terdengar gosip, gofur adalah pacarku hahaha kami berdua hanya tertawa mendengar itu, padahal aku sih ingin hahahaha gak deng.
Angkot yg tadi ku tunjuk berhenti di depan ku. Ini pertama kali aku naik angkot lagi. Ah gofur aku malu. Banyak anak sekolah lain ada di angkot ini, mereka mengobrol dengan riang nya, aku kikuk sendiri.
"Fikaaaaaa, lo liat mading deh, buat lo lagi" baru saja aku masuk ke dalam kelas, kawan ku ratih sudah heboh membawa berita.haduh..
"Papan ungkapan lagi?? Gue?? Pasti cowo yg sama"jawab ku sambil menyimpan tas di meja
"Ayo liat ke mading yuuuu" kata ratih sambil menarik narik tangan ku. Dengan malas aku ikut ratih, kawan ku yang satu ini memang riweuh hahaha tapi dia teman terbaik kedua, setelah gofur.
banyak orang disana, mereka ketawa-ketiwi melihat ungkapan ungkapan cinta itu yang bagiku norak!.
"Nih" kata ratih sambil menunjuk tulisan di papan mading itu.
"Liat lucu ga sih??"kata ratih sambil senyum-senyum padaku. Ungkapan untukku kenapa dia yg senang hahaha ratih ratih.
Lalu aku baca ungkapan nya.
"Ka, hallo ka fika putri anggita, kelas 12 IPA 1, ini pesan ke tujuh kali ya? Eh atau enam? Oh mungkin 12, haha tapi gak di respon yah?, gak apa apa deh. Untuk ke 12 atau 6 atau 7 kalinya aku mau bilang lagi AKU SUKA KA FIKA <3, kenapa aku bilang disini. Ya gatau biar lucu aja hehe"
"Iya lucu sih" kataku, lalu aku menghindari gerombolan yg sedang membaca mading itu, dan berjalan menuju kelas
"Lo ga penasaran sama orang itu?" Kata ratih
"Gak, paling iseng"jawabku datar
"iseng? Minggu kemaren ada bunga di meja lo itu dibilang iseng? Coklat dari bibi kantin selalu gratis buat lo itu dibilang iseng?, hah fik kapan lo pacaran kalau kaya gini"kata ratih menasihati ku panjang lebar
Gue juga gatau ratih, gue lagi gak mau aja suka sama yang lain, gue cuman butuh gofur. Gak yang lain. Batinku
Pulang sekolah. Ga ada gofur, ga akan ada gofur yang nunggu di depan gerbang sekolah ga akan ada gofur yang jajanin gorengan, fur punya pacar seru ya?. Sampe lupa.
Aku pulang bersama ratih,dian dan nia, kami satu arah.
"Kenapa lo ga sama gofur fik?" Tanya nia
"Engga aja" jawabku sambil tersenyum
"Yeeehh"jawab nia
Aku selama di angkot hanya diam, ratih dan teman ku yg lain sih rame aja ngobrol. Aku hanya ingin gofur itu saja. Bodoh memang.
"Kiri" kataku
"Duluan yaaa"kataku lagi
"Iya, hati-hati fik" kata ratih
Aku pun turun dari angkot.
Hampa, itu yang aku rasakan saat ini. Harusnya aku cari pacar. Biar bisa lupain gofur. Aku pun ingat kembali papan ungkapan. Dia aja kali ya.
Bersambung.. :v

Senin, 01 Juni 2015

Nama sederhana III

PENGGEMAR NYA

Kamu tampan? Siapa bilang? Kenapa mereka selalu memanggil mu tampan!, kamu manis? Siapa bilang? Kenapa mereka selalu memanggil mu Si manis. Aku gak suka mereka Idan.

Kamu jika jadi aku pasti akan mengatakan itu semua, padahal memang jelas dia tampan, memang jelas dia manis. Tapi karena yaa kamu tau lah kecemburuan semua yang dikatakan akan berbalik. Aku tidak tau mengapa dia se-terkenal itu, banyak sekali teman nya, kalau kawan laki-laki tentu aku memaklumi, tapi ini, dia seakan mempunyai Asrama putri, banyak perempuan yang mendekatinya! Aaaa norak lo semua!.

Suatu ketika di tahun 2014 kalau ga salah awal Maret, ada acara musik indie lagi dan aku datang, tak sendiri, aku bersama Idan, tidak berdua juga sih, Riri tentu ikut, ada juga Cika, Tohir, Kitok, Putri, Adit, Kiki, Ahmad, tapi Galih tidak ikut gatau kenapa aku lupa hehe. Dan percaya gak? Aku kesana pakai jilbab!! Aku seperti biasa memakai celana jeans perempuan tapi ada sobek-sobek di sekitar mata kaki, dan aku pakai sepatu Vans authentic kesayanganku, aku memakai kaos hitam, dan aku pakai kemeja gombrang kotak-kotak milik Idan, katanya biar gak terlalu ketat. Em Idan. Dan ku pakai jilbab warna hitam, aku juga pakai topi ku, tetap aku pakai dengan digunakan ke arah belakang yaa seperti Idan. Teman-teman ku yang lain awalnya menertawakan ku, tapi Ruri dan Idan membela ku tetap memujiku. Sebelum pergi Idan bilang : "kalau kamu pergi kesana karena suka musik nya, pergi aja jangan malu sama jilbab, ga ngaruh, aku tetap mengagumimu" Meleleh...hehe dan alhasil aku pergi kesana, toh aku suka musiknya, dan ada band indie favorite ku yang datang hihihi.

Saat kami baru sampai disana, acara belum mulai tapi sudah banyak orang yang menunggu, ada sekelompok cewe-cewe cabe! Eh astagfirullah. Aku ulang deh, ada sekelompok cewe-cewe pada cantik, kece dilihat dari tampilan nya sih mereka kayak baru pertama kali ke acara seperti ini, ada satu orang diantara kelompok mereka heboh banget saat kami datang, bukan heboh melihat kami tapi melihat Idan!!.

"Ka Idaaaaannn!!!" Teriak perempuan itu dari jauh sambil melambaikan tangan
Ku lihat Idan mencari sumber suara lalu dia tersenyum saat melihat perempuan yang memanggil itu. Hah! Senyum! Kampret!
Perempuan tadi dan 2 orang teman nya menghampiri Idan
"Eh de kesini gening" kata Idan ramah
"Iya ka da demi kaka ini teh hahaha" begitu katanya sambil cekikikan dengan kedua teman nya
"Eh hehe, ya udh sok havefun ya" kata Idan yang masih saja ramah
"Iya ka, foto bareng yu kak" kata perempuan tadi dengan raut wajah memohon

So imut!

"Iya boleh deh" kata Idan
Aaaaarrrghh aku kesal sungguh. Apaan sih kaya artis aja! Aku pun menghindari Idan dan lebih mendekat kepada Ruri

"Maneh cemburunya, hahaha"Ruri malah bilang gitu
"Naon henteu hih!" Kataku sambil terus melihat tingkah mereka. Hihhh!
Aku akan deskripsikan Idan itu seperti apa, dia tinggi, agak putih dan juga manis, dia punya kumis tipis dan senyum manis, hidung dia mancung, rambut dia hitam sederhana, dia selalu pakai anting hitam di telinga kirinya, dia saat itu memakai kaos gombrang hitam polos, dan celana selutut, dia juga memakai sepatu kets All star yang panjang terlihat sudah kotor, apa dia ga nyuci gitu hemm, dan untuk bagian atas dia memakai topi dipakai kebelakang. Apa bagus nya dia coba? Ga ganteng kan biasa aja? Kenapa harus ada yang menggemari dia! Dari ketiga cewe tadi mereka gantian dong foto nya, jadi tiga-tiga nya tuh dapet foto sama Idan!. Aku aja belum pernah hih!. Penggemar Idan bukan hanya mereka, di Facebook banyak banget! Ada namanya kalau ga salah Poppy dia selalu mengomentari apapun yang di posting oleh Idan, ngeri kan? Kenapa aku tau? Ya kamu juga tau lah alasannya. Banyak banget yang mengagumi nya, bahkan ada cewe yg gombalin dia mulu. Astagfirullah.

Idan, aku tau kamu bukan kekasihku, tapi tolong biarkan hanya aku saja yang mengagumimu, seperti katamu, kamu saja yang hanya mengagumiku, apa tidak bisa?

Kak Nawa Adeeva Shakila

kak nawa, dia cantik, amat cantik, memiliki hidung tidak pesek tidak mancung juga tapi cukup, dia lucu, wajah dia baby face sungguh. Padahal dia lebih tua satu tahun dari ku, dia di jilbab dari kecil, dia belum pernah pacaran, dia pintar, sopan dan santun, dia seorang Qori, suara dia sangat indah, apa lagi saat melantunkan ayat suci al-quran. Subhanallah, tapi dia pernah menyakiti hatiku, tidak!tidak! Bukan menyakiti, mungkin hanya hati ku saja yang iri. Dia pemalu, jarang dekat dengan laki-laki, kecuali Idan. Iya Idan. Aku tau semua itu juga dari Idan.

"Ohya??!!" Kataku kaget
"Heeh feb bener, da maneh na sering nyarita si eta ker basa itu mah, ayena mah tara sih" kata Ruri sambil ngopi martabak telor buatan ibuku
Di hari libur sekolah Ruri menyempatkan untuk bermain di rumah ku.
"Cantik?dikerudung?" Tanyaku
"Pisan!, heeh di kerudung, urang sering nempo da deket imah sih, harepeun si Idan imah na ge"jawab Ruri
Aku hanya diam. Mendengar Ruri menjawab seperti itu, jujur saja aku bagaikan bunga mawar yang layu.

"Maneh bener ningali si Idan jeng si teh nawa?"tanya Ruri lagi
Aku hanya mengangguk. Berdasarkan ciri-cirinya, perempuan itu sama seperti yang di jelaskan oleh Ruri, kata Ruri, Idan menyukai perempuan itu, Idan sering menceritakan "kak nawa" kepada Ruri, tentang senyum nya tentang suara indah nya, tentang anggun nya, tentang tutur kata nya, banyak banget yg di ceritakan Idan kata Ruri, tapi akhir akhir ini Idan gak cerita lagi, karna menurut Ruri dia jadi sering bersamaku, disini aku senang tapi aku bingung sebenarnya dia menyukai siapa? Dia dekat denganku tapi kemaren aku lihat Idan bersama kak nawa aaaaaaaaa aku minder Idan, lihat dia cantik, sholehah, cocok untuk mu. Aku apa? Perempuan berandal yang baru saja memperbaiki diri. Tak pantas.

"Tanya weh ka si idan, nu sebenerna" kata Ruri
"Embung era, saha urang" kataku
"Ke atuh ku urang wang tanyakeun"
"Entong ih, ges baelah"
"Ah siah galau hahaha" kata Ruri sambil sedikit mendorong pundaku
"Hoream teuing hahaha"

Di malam harinya Idan memang kadang suka menyempatkan menelpon ku, dan sekarang aku sedang mengobrol dengan nya, dari awal dia telepon, rasanya kaya badmood aja. Gatau kenapa. Ya pengen aja kali.

"Bi"katanya
"Em?
"Ga kangen?"
"Kangen siapa?"
"su'eb"
Biasanya aku suka tertawa tapi sumpah ga mood
"Hehehaha" kataku dengan tawa yg tak enak di dengar
"Ketawa?"
"Bukan" jawab ku datar
"Bi kenapa?"
"Jangan panggil bi" kataku ah aku saat itu sangat kecewa sama Idan
"Feby kenapa?" Ulang nya
"Aku ngantuk"
"Ya udah sok kulem" katanya santai
Tanpa menjawab aku langsung menutup telpon nya, Idan ngapain kamu bonceng ka nawa, senyum-senyum lagi sama dia, kamu galiat ada aku di daerah situ? Asyik ya? Iya orang dia cantik!

Esok harinya seperti biasa aku sekolah, pulang sekolah, makan, nonton tv, dengerin musik, dan malam ini Idan sama sekali ga kerumah tumben, biasanya dia kalau ga kerumah bilang, walaupun ga secara langsung"bi aku gak kerumah skrg" bukan!, bukan seperti itu dia selalu memberi kabar dengan cara lain
"Bi sini bantu aku"
"Aku lagi momotoran da bi, kaya terong, eh engga ketang"
"Bi mau ikut?"
"Bi sini ikut kumpul"
dia pasti seengganya kasih kabar kaya gitu, tapi sekarang? Ga ada sama sekali. Eh tunggu aku emang siapa hee, paling dia sama kak nawa yaudahlah.

Sekitar pukul 9.15 malam ada yang mengetuk pintu kamarku.
"Toktok"
"Feb.."suara kakak ku
Aku pun membuka pintu kamar
"Ada Idan lho mau ngobrol ga?"
Idan ternyata kerumah
Hatiku berkata "iya" tapi mulutku malah berkata "ga ah lagi cape"
"Serius??dia lagi nanya soal vespa ke kakak lho" kata kaka ku lagi
"Ga kangen Idan?"tanya kaka ku sambil senyum menggodaku
Aku masih tidak menjawab
"Itukan temen kamu kasian" dan akhirnya kaka ku bilang kaya gitu
"Yaudah ayo kesana deh"kataku yang akhirnya mau
"Sok feby duluan, kaka disuruh ibu dulu"
"Ihhh"aku tau itu hanya alasan kakaku saja haha.

Akupun pergi menemui Idan yang ada di halaman rumahku, tanpa harus kekamar mandi dulu,cuci muka, tampil cantik, ga perlu! Males!
Terlihat pintu rumah ku terbuka lebar, angin malam sudah terasa, dan disana ada Idan sedang duduk aja, liat apaya? Gatau mata mata dia, mana aku tau. "Kok dingin banget" itu aja sih pikiran pada saat itu, saat aku pegang rambutku, astagfirullah! Aku belum pakai kerudung aaaaa, langsung aku lari, kembali lagi ke kamar, gila untung aja belum ketemu Idan.

sesudah di kerudung, aku pun menghampiri Idan, dia masih duduk santai saja.
"Lagi ngobrol sama rumput?"kataku
Idan pun menengok ke arahku lalu dia pun berdiri. Hey Idan kamu manis banget kayak udah lama ga ketemu. Ah alay. Tapi sungguh kamu coba deh jadi aku liat dia, liat Idan yang memaki celana hitam selutut, kaos oblong warna abu muda, dan sepatu kets, tentu ada anting hitam di telinga kirinya, rambut hitam sederhana terlihat jelas tanpa topi. Kamu harus lihat.

"Lagi latihan ngobrol itu teh"kata Idan sambil tersenyum kepadaku

Tolong jangan senyum Idan emm

"Buat?"tanyaku sambil menghampirinya dan duduk di teras
"Buat ngobrol sama feby"kata nya sambil ikut duduk di samping ku tapi agak ada jarak sih
"buat ngobrol sama teh nawa"kataku polos
"Dimotor....berdua.."kataku lagi
"Oh itu kemaren" jawab nya santai
"Kamu suka dia?"tanya ku tanpa melihat wajahnya
"Suka" jawabnya polos

Damn! Sakit bro sakit

"Dia... gimana orangnya?" Kataku pelan, entah kenapa suara ku tiba-tiba pelan
"Cantik..., berjilbab.., terus sering ngajar ngaji, baik, lemah lembut.., suaranya bagus, cinta banget sama Allah.." katanya

Aku sudah tau Idan..

"Udah.. berapa.. lama suka?" Kataku, suara ku agak bergetar. Jangan nangis!
"Dari smp"katanya
"Ohh yaudah" kataku
Dia hanya diam..
"Sok ngobrol lg sama kaka, aku mau tidur" kataku yang hendak pergi
"Bi.."katanya
Aku terus berjalan menghiraukan dia,
"Bi!!"katanya sedikit lebih keras
Jalan ku terhenti, aku tak mau menengok. Aku malu. Jangan sampai Idan melihat air mataku.cengeng.
"Kamu cemburu?"
Aku diam
"Kamu sayang aku?"tanyanya lagi
Aku tetap diam
"Kirain,, kamu sayang Allah" katanya
Deug! Disini aku sedikit kaget.
Idan....
Aku pun berbalik dan melihatnya, dia tersenyum.
"Tolong bi, aku ingin kamu mencintai-Nya, bukan aku" katanya dengan suara lembut.
Aku mengerti kali ini. Dan saat Idan mengatakan itu spontan aku menangis, air mataku keluar, merasa bersalah kepada Allah, kenapa aku harus terlalu berlebihan menyayangi Idan.
Aku terus menunduk dan menghapus air mataku. Idan menghampiri ku, dia diam, tak memeluku, tak menghapus air mataku.
Aku yang menyadari ada Idan di depan ku, aku pun menanggah melihat Idan, Idan tersenyum,
"Geleuh cerik" katanya sambil senyum nampak giginya.
Aku sedikit tertawa, tapi masih ada bumbu tangisan.emm. segera ku hapus air mataku, dan aku tersenyum tegar pada Idan.
"Subhanallah"kata Idan polos
Aku tertawa kecil dan sedikit memukul lengan nya.
"Dia suka bantu ngajar ngaji di rumah bi" katanya tiba-tiba
Aku diam
"Idan cuman kagum sama teh nawa"katanya lagi
"Bukan nya kamu juga kagum ke feby"kataku dengan suara yang masih sedu
"Beda"katanya
"Beda gimana?"tanyaku
"Idan yang tau, sama yang di atas"katanya sambil tersenyum lagi

Idan senyuman mu maut!

Aku pun hanya tersenyum, ah terserah dia lah, aku ga akan curiga tentang kak nawa lagi ga penting. Jodoh akan selalu kembali walaupun pernah berpergian.

"Idan janji ga akan suka sama feby"katanya tiba tiba
Aku melongo
"Idan janji ga akan kagum sama feby"katanya lagi
"Idan janji ga akan sayang sama feby"
"Idan janji ga akan ketemu feby lagi"
Aku hanya diam, aku harus bilang apa? Mau protes? Ga perlu, biarin aja dia punya caranya sendiri untuk ku.
"Idan juga janji, bakal ingkar sama janji idan ke feby"
Aaaaaaa ya kan?? dia selalu punya cara untuk membuat ku senang!!.
"Ihhahahaha"aku tertawa sambil sedikit malu
"Sekarang giliran feby yang janji, kita kan lagi maen ijab kabul"katanya polos
"Ihh"kataku sambil tersenyum, aku berpikir sebentar,  janji apa ya, emm aku tak bisa seperti Idan, penuh kejutan.

"Feby janji bakal suka sama Idan"kataku
Idan tersenyum sambil menaikkan alis nya seakan tak percaya
"Feby janji bakal terus kagum sama Idan"kataku lagi
"Feby janji bakal sayang Idan"
"Feby janji bakal terus mau kalau ketemu Idan"
Idan masih tersenyum, diam menunggu kata selanjutnya.
"Dan feby juga janji, feby gak bakal bohong sama janji feby buat Idan"
"Edaaaan bisaan janjina"kata Idan dengan senyum senang
"Hahahahahaha"
"Jangan terlalu suka Idan..."katanya
Aku hanya mengangguk
Idan pun mengusap kepala ku lembut..
"Janji?"kata nya sambil menunjukan jari kelingkingnya
"Janji!" Kataku, ku sambut jari kelingkinya dengan jari kelingking ku, kami pun tersenyum lalu tak lama tertawa..bersama.

Dia lah Idan, perantara untuk merubah ku menjadi yang seharusnya, kamu sekarang mengenalnya, terimakasih kamu sudah mau mengenalnya. Semoga kamu senang seperti aku hihi, di dunia ku ada Idan, aku yakin di dunia mu juga pasti akan ada Idan. Percayalah Idan akan datang kepadamu, walaupun kamu tak nakal seperti ku.

Tamat.
Terimakasih sudah membaca:D

Sabtu, 30 Mei 2015

Nama sederhana II

Langsung tanpa lama-lama aku accept pin Idan. Entah apa ini tapi aku senang, bukan jatuh cinta aku yakin bukan. Aku sayang Ilham kok.

Dan
PING!!!
Idan bm !!!!!!!! Santai jangan salting fiuh..
Aku pun membalas..
"Apa?"
"Apa cik?"tak lama dia menjawab
"Apa emang?"kata ku
"Apa weh"tanpa emoticons apapun dengan polos nya dia jawab kayak gitu kampret haha
Dari sini aku bingung harus jawab apa, diam lama mikir harus jawab apa biar kesan nya tuh ga garing, terus ingin balik gendokin gimanaaaa!!!??
"Ciye lagi mikir" katanya lagi
Skakmat!! Ketauan gue!
"Nungguin?" Nah akhirnya aku nemu jawaban yg tepat untuk balik gendokin mhuahaha
"Iya" simple jawabanya tapi bikin fly aaaaaaaaaa
Sekarang aku yang bingung harus jawab apa lagi, kenapa seribet ini, perasaan tinggal jawab apa kek, iya apa yah? Iya jawab apaaaaa??!! Aku harus jawab apa!??

Tak lama malah ada telepon masuk tertulis disana ilham<3

yaelah aku belum bales bm Idan..

Akupun mengangkat telepon dari ilham, pacarku, kekasihku.

"Hai sayaaaang" begitu katanya terdengar senang.
"Eh hai sayang, kunaon asa bungah?hehe" Jawabku
"Henteu itu aya ucing ngagemesin"jawabnya
"Gelo hahahaha"kataku
"Beneran beb ucing na tadi ka imah kamu mere naon da teu apal cek weh geura" katanya
"Cek kemana? Ke pusat peneletian?"
"Ke depan pintu rumah beb, tong boloon geura hahaha"
"Meuni.., heeh kalem"

Beginilah aku dengan pacarku, dulu sih aduh somanis banget sekarang boro-boro, kenapa aku mau yah sama dia, ga sopan, ga pernah ngingetin shalat, blablblabla, punya tampang doang. Tapi engga deng dia baik kok baik, sweet juga kok.

Lalu aku segera keluar kamar dan mengecek ada apa diluar rumah ku, dan saat ku buka pintu
Bucket bunga mawar merah dan satu kotak coklat, tentu ada memo disana

"Beb besok anniv kan? Happy anniv 9 bulan <3 borojol tah siah hahaha, aku sayang kamu"

Senyum ya tentu senyum, tapi yaa kesannya biasa aja. Aku saja baru ingat besok anniv. Bosen meren hahaha

"Teu sopan mere coklat disimpen dihandap,hahaha" kataku lagi dalam telepon
"Manehmah beb kitu..." katanya dengan nada sedih
"Engga ketang hehe, makasih sayaaang" kataku
"Samasama sayaaaang"

Itu sekilas tentang Ilham, pacarku.hehe aku baru ingat, disini bukan Ilham yang akan ku ceritakan, eh tapi bersangkutan kok. Dari hari anniv itu aku dan ilham tak lama putus! Bosen sih haha, engga bukan karna itu, alasan nya lumayan menyakitkan dan aku lihat sendiri.

Hari minggu tanggal 27 oktober 2013, iya saking sakit nya aku ingat tanggal itu, mungkin kayak di film film kejadian nya, tapi sumpah aku ngalamin sendiri kejadian ini, di hari itu dia bilang dia mau anter ibu nya ke rumah uwa, dia bilang dia gak bisa main kerumah ku. Oke gak apa apa aku maklumin. Disitu dari pada bete yaa aku ajak Ruri aja nonton ke bioskop, dan sahabatku Ruri tentu mau katanya sih "walaupun teu boga duit, bae ngilu weh da bisa nginjem" hahaha walaupun seperti itu dia tetap sahabat ku sahabat terbaik ku.

Sekitar pukul 10.00 melaju lah kita ke sebuah mall untuk menonton film, saat berjalan-jalan di mall menuju lantai atas, tak sengaja mataku menemui Ilham!, aku ber positive thinking saja kalau itu bukan ilham, tapi makin jelas saat aku melewati cafe tersebut. Nyesek?banget!
Aku langsung menghubungi ilham.
"Hallo" katanya
"Maneh dimana?!"
"Kan di rumah uwa tadi aku bilang" jawab dia dengan suara pelan
Tentu aku kesal! Kesal sekali air mataku pun tak terbendung aku menangis di keramaian.
"Indung maneh nukitu teh? Make rok mini? Anu bengeut na mulus ciga budak smp? Hah!! HAHA DAHAR WEH MANEH DUAAN CING ANTEUNG!!!" Aku langsung menutup telepon ku. Aku menangis tersedu. Sungguh sakit. Aku melihat Ilham dengan perempuan cantik sedang makan berdua, bercanda gurau, tertawa bersama.

"Aya naon?? Mana si ilham??" Kata Ruri dengan nada khawatir
"Hayu balik" aku menarik tangan Ruri ke lift, di lift tentu banyak orang, mereka melihat ku yang menangis tersedu-sedu. Aku tak peduli.

Aku ceritakan semua pada Ruri saat sampai di rumah ku.
"Anjir! Kop*** jelema eta maneh lain ngomong titadi pas diditu, ku urang ontrog da!, minjem hape maneh" kata Ruri, aku pun memberikan handphone ku pada Ruri
Dia lalu menelpon seseorang gak tau siapa. Aku hanya bisa menangis.

"Sia bagong, eweuh ka era!!, hapus kabeh kontak si Feby!! Benget siah salingkuh!" Lalu Ruri menutup telepon nya
Aku pun tersenyum sedikit tertawa melihat Ruri marah haha dia lucu kalau lagi marah riweuh.
"Teuh maneh mah kalahkah seuri"kata Ruri
"Hahaha da maneh benget na atuh hahaha, alus alus nuhun ges nelpon kitu" kataku, aku yang asalnya menangis jadi tertawa karena Ruri.
"Engges kalem loba keneh lah jalu mah, nanti kita cari di acara heeh?"kata Ruri sambil menepuk nepuk pundaku
"Heeuh" kata ku sambil tersenyum

MULAI

Di bab ini semua nya mulai, mulai ada hal baru, mulai indah, mulai moveon, mulai ada Idan yang tak pernah absen di hari ku hahaha

Senin malam..  di bulan November, aku gak ingat tanggal nya haha, ada yang datang kerumah ku sekitar jam 8 malam
"Tok..tok..tok" terdengar suara ketukan pintu ke kamarku, lalu kubuka dan ternyata ibu
"Ada Idan tuh, nih liat bawa donat buat ibu, katanya buatan mama nya, emmmm" kata ibu ku sambil menunjukan sebuah kantung plastik berisi dus donat
"Ih ibu dasar, mana Idan nya bu?"
"Itu di ruang tamu"
Terkejut memang ngapain Idan kerumah tanpa bilang!!? Ah gila udah pake baju tidur, setelan ku kaos oblong gombrang, dan boxer selutut kotak-kotak ih gila aja mau ketemu Idan kaya gini. Ah biarin lah
Aku pun mengikat rambutku lalu aku kekamar mandi dulu untuk mencuci muka agar tidak terlihat kucel
Dan ini saat nya aku bertemu dengan idan aaaaa. Staycool please!
Dengan wajah dibiasa-biasain dan jalan gontay aku pergi ke ruang tamu menemui Idan, dan em Idan manis banget! Pake kaos oblong putih gombrang dan jaket warna navy, tak lupa dia pakai topi dan dipakai ke arah belakang, dan tentu dia pakai celana jeans panjang.
"Hey bi" katanya sambil tersenyum menyapaku
"Ngapain kesini? Rapih amat" kataku sambil duduk di sofa
"Mau ketemu ibu kamu, kenapa kamu yang kesini?, padahal kan mau ngobrol sama ibu cantik" jawabnya polos sambil mencari-cari sosok ibuku
"Hahahaha serius? Aku panggilin ibu atuh yah" kataku
"Eh jangan, ribet urusan nya entar, ada ayah kamu kan? Nanti cemburu ke Idan, perang we ke teh"begitu katanya
"Hahahaha capruk Idaaan"kataku
"Bi diluar yu ngobrol nya"katanya
"Yuk"
Aku dan Idan pun berjalan ke halaman rumah, yaa memang lebih nyaman di luar rumah, sejuk nya udara malam.

"Serius ih kenapa kesini??"kataku lagi
"Mau ketemu ibu feby eh nya" jawabnya lagi dengan nada polos dan hey aku baru sadar dia mempunyai kumis tipis emmmmm hahaha
"Beneran?"kataku
"Beneran, kan tadi udah ketemu ibu feby, sekarang anak nya deh" begitu katanya sambil melihat kesana-kemari, so polos
"Geleuh! Hahaha" Kataku sambil mendorong pundak nya
"Dari soreang ke cangkuang?" Tanya ku
"Dari soreang ke rancamanyar terus ke cangkuang"
"Ohh dari nenek" kataku tak mau ambil pusing, dia emang paling bisa jawab beda dari yg lain hhe
"Punya gitar bi?" katanya
"Kaka aku punya bentar"kataku sambil pergi mengambil gitar

"Nih" aku memberikan gitar
Idan menerima gitar nya dan dia hanya diam saja tak dimainkan
"Bisa?"kataku
"Kagak hahaha" kata nya sambil tertawa
"Ih dodol suganteh, hahaha" aku ambil gitarnya
"Kan ini mau belajar" katanya dengan wajah yg so serius melihat gitar yang di pegang oleh ku.
Dan kebetulan memang aku bisa, aku diajarkan gitar oleh kakak ku dari kelas 1 smp, jadi sekarang udah lumayan lah hehe.
Kumain kan demo cara untuk latihan

"Nih kamu belajarnya dari cara pindah-pindah tangan dulu, dari 2 jari dulu aja entar 3 entar 4" kata ku sambil di praktekan
Dia mengangguk, terlihat serius dan memperhatikan ku.
"Ini do.. re.. mi.. fa.. sol.. la.. si..do" kata ku lagi
"Mau coba?"
Idan mengangguk dan mengambil gitar dari ku, lalu jari nya di tempel kan ke string gitar, ku lihat itu chord C.
Lalu dia main kan sebuah intro, aku tak memperhatikan chord apa saja tapi aku perhatikan Idan, dia bisa maen gitar!, gitu aja jago kaya kaka. Dia gila!
"Tebak bi lagu apa?" tanya nya dengan polos dan asyik nya dia petik gitar itu
"Nanana..oh! Ran ya? Apa sih judulnya teh gatau aku mah" jawabku

Disini gue kayak yang tolol aja, Idan kan tadi bilang ga bisa maen gitar, nah sekarang malah gue asyik tebak lagu sama dia, ini Idan yang kampret apa gue yang bego, atau gue yang gila karena Idan. Teuingah hahaha.
"Judulnya dekat di hati bi.." katanya sambil tersenyum

Cik atulah tong seuri sok hyg pingsan!asdfghjklhahaha

"Ini apa bi?"kata dia sambil memainkan intro lagi
Karna aku kenal sekali lagu itu sigap aku jawab
"Paramore, still into you" kataku
"Cepe buat kamu hahaha"
"Yeeee haha" tolol banget aku kaya anak kecil hahaha
"Eh 50 ketang"katanya sambil menggenjreng genjreng ga jelas
"Naha?"kataku
Lalu dia berhenti memainkan gitar nya
"Ya 50 lah, licik mun cepe mah, kan abi nu ngagitar kamu yang tebak, yaudah 50 sewang" lalu dia main kan lagi gitar nya
Aku yang mendengar jawaban nya spontan aku tertawa, haah lega sekali, enak nya tertawa, lihat Ilham disini ada yang menghiburku. Jangan khawatir, jangan rindu. Aku bahagia!. Sungguh! Hahahahaha
"So so ga bisa gitar tau tau bisa" kataku dengan menunjukan wajah gendok (gimana wajah gendok?manakutau bayangin weh haha)
"kan berkat anak yg punya rumah ini, tadi aku diajarin, hebat bisa langsung bisa, ga nyangka Idan juga" katanya sambil nyengir

Nah kan itulah Idan, pinter ngeyell!hahahaha

"Idaaaaaaannn!!! hahahaha" aku teriak senang dimalam hari ini.
"Naoooooonn" katanya pelan seperti mencibir
Bikin gereget kan?:3
"Ihhahahaha" aku pun mendorong pundaknya pelan
Lalu tiba tiba Idan melihat ku dengan tatapan serius pake banget.
"Masih banyak cowo, jangan ambil pusing" katanya wajah nya serius banget, ga cocok hahaha, spontan aku tertawa
"Ih benget naaa hahaha" kataku sungguh ini tawa yang amat puas, dia konyol banget wajah nya, ga cocok asli bilang kaya gitu. Terimakasih Idan.

DISAAT YANG LAIN MEMUJI, KAMU MENCIBIR

Aku dan Idan yaa bisa dibilang makin dekat, Idan sering kerumah, ada aja alasan nya dimulai dari ingin ketemu kaka ku mau bahas vespa, mau ketemu ibuku lah, mau silaturahmi ke ibuku lah, mau ikut shalat, mau belajar gitar ke anak yang punya rumah lah, mau diem aja dihalaman rumah ku, mau liat tanaman hias di halaman rumah ku lah. Dia gak pernah bilang mau bertemu aku, tapi ending nya ngobrol sama AKU!, dia cowo freak!kesukaan ku tapi hehehe, kita gak pacaran, Idan belum pernah menanyakan tentang perasaan ku bagaimana, ataupun dia mengungkapkan tentang perasaan nya bagaimana. Gak pernah sama sekali, tapi ya gitu Idan banyak modus banyak bikin fly. Tapi no harkos hahahaha, aku nyaman kok, gak perlu status. Dia pernah bilang "bi da di islam mah gak boleh pacaran, jangan pacaran lagi yah, entar aja aku kerumah "
"Lah ngapain?"kataku
"Lamar anak ibu cantik"
ucapan itu selalu terngiang ditelingaku, dihatiku. Karna Idan aku jadi jarang mendengarkan lagu keras, memang aku menyukai lagu-lagu itu tapi yaa sekarang jarang di dengarkan. Aku sering mengaji dirumah walaupun hanya beberapa ayat hehe tapi alhamdulillah, Idan kalau kerumah dengan alasan kepepet ingin ikut shalat, dia pasti udah nya ngajak ngaji, dan tau? Aku diwurukan sama dia hihihi, aku selalu salah dipanjang pendek nya, tajwid, dan dia selalu memperingatiku
"Bi ba nya panjang"
"Bi 2 harkat itu"
"Nah ini baru 6 harkat"
"ikhfa bii, inget kaya kata (eung)"
"Berhenti ada waqaf kan"
Dia belajar dari mana aku ga paham, dia ga pernah cerita. Tapi saat aku bertanya kepada ibu ku kenapa dia bisa banget ngaji, eh ternyata ibu ku tau dong alasannya, "mama nya Idan itu guru ngaji sayang, beruntung kamu diajarin sama anak guru ngaji" begitu kata ibu ku. Ih Idan gilaaa ke ibu ku suka cerita kenapa ke aku engga!dasar. Aku tak percaya sebenarnya akan sedekat ini dengan Idan, Ruri sih setuju banget kalau aku deket sama Idan, jelas Ruri tau segala tentang Idan, dia sahabat nya kan hihi. Oh ya heran gak sih? Idan ke Ruri ke kawan yang lain dia suka bilang urang-maneh gitu kan? Kenapa ke aku engga coba? Hahaha , suatu hari di telpon aku pernah tanyakan itu
"Aku ingin nanya dan" kataku
"Nanya apa? Satu pertanyaan gocap ah hehe"
"Ih serius, kenapa Idan ga pernah ngomong kasar ke feby"
"Ya ngapain kasarin kamu"katanya
"Ya maksud aku kamu kalau ngobrol kenapa ga kaya ngobrol ke Ruri"
"Ruri kan sahabat Idan, Idan udah biasa gitu ke Ruri, dan Ruri juga"
"Jadi aku bukan sahabat?"kataku
"Bukan lah, kamu mah orang"jawabnya
"Orang?"tanyaku
"Orang yang aku sayang!"
tuttt.. tut.. tut.. tiba telepon pun mati, dia langsung tutup telepon nya hahaha, tapi tak lama dia menelpon lagi, dan dia minta maaf dengan alasan mati sendiri telepon nya. Dia selalu nyembunyiin perasaan nya.

Oh ya aku pernah lakuin satu kesalahan. Malu sih aku juga, waktu itu pulang sekolah aku dan teman-teman ku ceritanya mau hunting gitu, kita pergi ketempat yang banyak truck bekas, nah disana kan gerah yah terus udah lama banget aku ga hunting ga pake kerudung, ya aku buka kerudung ku, jepret jepret, banyak hasilnya, dan aku upload ke akun Facebook ku, tentu banyak yang like yang komentar juga banyak banget.
"Cantik bangetttttt:3"
"Ka hitz ka:*"
"Hai cantik;;)
"Edan ka gelis euy, mau lah sama kaka"
Rata-rata komentar nya seperti itu, memuji ku, tentu aku senang, siapa yang gak senang di puji orang lain coba hahaha, aku ucapkan terimakasih kepada mereka, tapi Idan mengomentari juga, dan kulihat begini katanya
"Mahkota nya kasian ga dilindungi"
Aku malu sungguh malu!!! Aku sudah mulai berkerudung tapi gak konsisten. Aku malu.
"Maaf:(" aku hanya menjawab seperti itu
"Lain kali jaga mahkota nya" begitu katanya, aku yakin dia kecewa, aku yakin dia kesal
"Aaa malu, ga akan lagi beneran" kataku
"Ya" Idan hanya menjawab seperti itu, Duaaarr!! Dia bukan marah, dia pasti kecewa, aku langsung menghapus postingan foto-fotoku, tak perlu aku sebarluaskan, ini mahkota ku biar aku saja yang lihat. Pikir ku begitu, sungguh Idan merubah banyak hal dari ku, tapi tak apa, aku senang dia merubah ku menjadi yang lebih baik, menjadi yang seharusnya.

Aku segera sms Idan
"Idan jangan marah" kataku
"Engga" jawabnya singkat
"Idan maafin feby, janji ga akan lagi"
"Kesel ah teuing, labil feby mah!"Idan menjawab seperti itu, sakit? Tentu tapi ini salah ku aku harusnya yg intropeksi diri
"Yaudah sok marahin feby aja gak apa apa, biar kesel nya ilang" kataku
"Moal" kata dia
"Naha?" Kataku
"Da nyaah.." deug! Idan Idan Idan!! Masih bisa aja bikin adem hati.
"Bener moal? Ke nyesel gera:""kataku
"Moal, jaga mahkotanya, biarin Idan aja yang kagumin feby, kagumin feby yang lindungin rambut, Idan suka feby berhijab" begitu kata Idan, terharu sih, dan alhasil tekad ku untuk terus berhijab makin bertambah. Allah baik sama aku, hadirin dia:").

Gatau bakal bersambung apa gimana, aku gantung dulu aja =)) terimakasih;).

Minggu, 24 Mei 2015

Nama sederhana

Hallo nama ku Feby, aku nakal, selalu ngelawan orang tua, sering main, suka musik keras, padahal aku seorang muslim, ibuku selalu memaksa ku untuk berjilbab, kalau ada ibu aku pakai jilbab, kalau di sekolah di lepas, sering masuk BK, banyak kasus, sering bolos sekolah, rokok? Ya aku suka merokok. Jarang sih kalau lagi ngumpul temen aja, minum-minuman? Gak lah aku ga senakal itu, apa lagi narkoba? Jangan cari mati ga berguna!.
Tapi sekarang aku jauh dari semua itu. Aku memakai jilbab menutupi leher dan dada ku, sering tilawah (mengaji) di rumah, rajin shalat, sesuatu yang tak terduga bukan? Aku akan ceritakan karna siapa aku seperti ini, jelas karna Allah swt, maksudku siapa yg dijadikan perantara hingga aku berubah menjadi seorang muslimah.

PERTEMUAN

Sekitar tahun 2013, ada acara musik indie, tentu aku datang sudah 2 kali aku datang ke acara musik seperti itu, tau nya sih dari temen ku, kata nya seru, keren juga, bakal nemu banyak temen, begitu yg di promosikan teman ku, tau kan remaja labil nya minta ampun, ya aku ikut lah sama temen aku ke acara itu. Banyak banget anak remaja yang keren, cantik-cantik, kece, cakep-cakep, tapi ada juga yang penampilan nya gilaaa!! Acak acak kan tapi keren sih pe-de hahaha. Disini pertama kali aku bertemu dengannya.

Setelah penampilan dari billfold, kami break dulu karena memang sebentar lagi adzan dzuhur, penonton pun berkeliaran, ada yg mencari minum, makanan, ada yg hanya diam saja di bawah pohon, ada yang duduk duduk santai, ada yang foto dengan asyik nya bersama teman, ada yg tertawa, ada yang hanya berdiri melihat sekeliling. Itu aku. Aku dan teman ku Ruri dan Galih berdiri saja di dekat pohon. Kami menunggu teman kami yang lain, entah mereka dimana, mungkin sedang melihat kaos kaos. Tak lama kulihat segerombol anak muda pria, yaa seumuran lah pasti kelas 1 SMA an kalau engga paling kelas 2, mereka berjalan dengan cool nya, tampan. Jaket gombrang, celana sobek-sobek, topi, bucket hat, anting hitam, kemeja, kaos hitam.rata-rata seperti itu penampilan nya.
"Idaaaan!!" Teriak Ruri teman ku dengan melambaikan tangan kepada salah satu dari gerombolan itu.
Dan sett.. ada satu orang yang menoleh dia memakai jaket hijau lusuh gombrang, dan celana jeans tak ada yg sobek, mulus, serta sepatu Vans authentic hitam, rambut hitam sederhana dan satu anting ditelinga kirinya menambah kesan tampan untuk nya.
"Jirr, maneh eweuh kaera"kataku sambil sedikit menyenggol Ruri
"Bae da wawuh urang mah" jawab Ruri
Laki-laki itu menghampiri kami, lalu dia tersenyum pada Ruri dan Galih.
"maneh kadieu gening?" tanya Galih
"Heeuh urg minjem hela ka si kitok"
Jawab laki-laki itu sambil mengambil minuman Galih, siapa dia? Aku tak mengenalnya.
"Di injeum keun ku urang embung siamah"kata Ruri
"era minjem ka awewe mah"katanya sambil sedikit tertawa, lalu dia melihatku, sedikit heran
"Saha ieu?"dia bertanya pada Ruri
"Baturan, geulis heeuh?" Jawab Ruri
"Biasa sih" jawab nya
Hah? Biasa? Heloo aku udah kaya vokalis billfold gini dibilang biasa.
"Idan"katanya kepadaku sambil hendak bersalaman
"Feby" kami pun bersalaman
"Urang kaditu hela heeh"katanya pada Galih dan Ruri
"feb duluan ya"katanya padaku sambil tersenyum
"bisa weh siamah modus na teh, indit hahaha" kata galih sambil memukul kaki nya
Dia pun pergi sambil sedikit tertawa-tawa, tak tau dia pergi kemana mungkin membeli minuman.
"dek kamana si idan?" Tanya ku pada Ruri
"palingan solat si eta mah" jawab Ruri
"Jirr solat? Hade gening" kataku
"Maneh lain solat atuh Feb, ke di imam man ku si eta hahaha" kata Ruri
"Manehmah" kata ku sambil memukul kecil bahu Ruri dan kami pun tertawa.
Itulah bahasa yang dipakai, kata guru sunda sih bahasa itu bukan kasar, tapi bahasa loma, kalau gasalah itu juga habis aku lupa haha

Beberapa menit kemudian acara pun di mulai kembali hingga tak terasa sudah pukul 17.15
"Feb dek balik sorangan wae?"tanya Galih padaku
"Heeh kalem weh da can peting, jug weh tiheula" jawabku
"Kalem si Idan oge asa ngaliwat ka cangkuang da"kata Galih sambil mencari-cari sosok Idan
"Tuh si Idan, Idaaaan!!"teriak Ruri, lagi-lagi Ruri yg memanggil Idan haha
Idan dan satu orang teman nya itu menghampiri, dia naik motor vespa.
"Naon deui?kangen?" Kata Idan pada Ruri
"Najis!, ieu maneh bareng lah balik jeung si Feby"jawab Ruri
"Heeh dan watir si ieu"kata Galih
"Gak apa apa, pulang sendiri aja" jawabku, dan jawaban ku mengagetkan Ruri, karna aku menjawab memakai bahasa indonesia hahaha
"Maneh ni soimut make indo hahaha" protes Ruri
Ruri, Galih, dan Idan pun tertawa mungkin yaa memang tak enak di dengar, seperti orang asing. bukan sahabat haha. Aku hanya menunduk malu, entah kenapa aku tadi bicara pake bahasa indo, apa karena Idan asdfghghjkl.
"Hayu bi" kata Idan
Aku menanggah kaget, dia mengajakku? Bi? Memanggil ku dengan sebutan lain?
Aku diam saja, kan dia sedang membonceng kawan nya, masa iya aku di ban motor-_.
"Eh heeh, maneh haling atuh supri! urang dek nganterkeun princess" kata Idan.
"Oh heeh kalem atuh sapri!" jawab temannya sambil turun dari motor
"Sok teh mangga"katanya lagi
Aku pun menaiki motor vespa merah miliknya. Deug! Salting!.

"Tiheula barudak.."katanya sambil pergi membawaku dengan motor indah ini hahaha alay.

Entah kenapa bahagia nya aku, sore-sore ditemani temaram, disini aku duduk dibelakang nya. Seakan hanya aku dan dia, memang hanya aku dan dia kok ini motor kan cuman muat dua orang aja hahaha.
"Rumah feby teh dimana?" Saat lampu merah di stopan tega-lega dia menanyakan itu
Haah sedikit lega dia tak memanggil ku dengan panggilan "bi" lagi hahaha aku geli dengernya.
"Cangkuang" jawabku singkat
"Ohh pantes atuh galih nitip ke idan"
"Idan dimana emang?" Tanyaku
"Soreang bi" jawab Idan
Brrrrr! Merinding denger di panggil "bi" geli sumpah haha
"Dih terus kenapa mau nganterin aku atuh, udah aku naik angkot aja yah" aku pun hendak turun
"Ehhhh jangan turun awas weh mun turun" kata dia sambil menengok ke arah ku dan raut wajahnya serius seperti benar-benar tak boleh.hemm
Aku pun membenarkan lagi posisi duduk ku.
Lampu hijau pun hidup, Idan kembali menjalankan motor nya
"Idan kan sekarang lagi di nenek, jadi ke rancamanyar"
"Ohh gitu.." kata ku
"Mana mau kalau Idan di soreang terus nganter Feby ke cangkuang meni asa ku tekudu" begitu katanya.
Dih sewot banget ini cowo kampret..
"Emm" aku hanya jawab seperti itu
"Mau Idan di soreang, katapang, dago, amrik, zimbabwe, Idan mah mau aja anterin feby" dengan polos dia juga berkata seperti itu
"Tok!" Ku getok helm nya..
"Modus!hahaha"
Itu lah pertama kali aku bertemu dengan nya ada kesan yang paling merinding, langsung bikin sadar, saat aku sampai di depan rumah waktu nya setelah beres adzan maghrib lah kira-kira, daerah rumah ku juga sudah sepi.
"Makasih dan udah anter"kataku sambil tersenyum aku pun segera membuka pagar rumah ku
"Bi.." katanya
Ihhh please jangan panggil "bi" kaya yg pacaran !!!asfghjkl
Spontan aku menengok, "apa?"
"Jangan lupa shalat" begitu katanya sambil tersenyum ikhlas sekali senyum terpancar indah
Bulukuduk ku merinding. Iman ku seperti hadir kembali. Aku jarang shalat. Astagfirullah dalam hati langsung ku katakan itu.
"Iya" jawabku sambil tersenyum
Aku pun kembali membuka pagar
"Bi.." lagi-lagi dia memanggil namaku
Dia selalu membuat aku bergetar please!!!
"Hem?"
"Engga"begitu katanya sambil nyengir
"Ih haha" aku pun segera memasuki rumah
"Biii.." sekarang panggilan nya agak keras
Aku yang akan membuka pintu rumah kembali lagi kedepan
"Apa Idaaaan??" Kataku
"Boleh ikut shalat? Takut ga keburu"begitu katanya sambil memasang wajah memohon.lucu.
Aaaaa sumpah meleleh, aku baru nemu cowo yang kayak gini.
"Ya udah ayo masuk"
Dan akhirnya Idan masuk ke dalam rumah ku. Tanpa mengucapkan salam aku langsung teriak kepada ibuku
"Ibuuu ada temen feby nih" teriak ku
"Duduk dulu dan"kata ku sambil mengarahkan dia untuk duduk di sofa
Tiba-tiba ibu ku datang, dia berkerudung, tidak gemuk, semampai, dan dia galak haha
"Eh ada siapa ini" kata ibu ku somanis
"Assalamualaikum tante" idan pun berdiri dan mencium tangan ibuku. Kayak calon aja hahaha
"Siapa namanya? Temen feby? Sesekolah?" Begitu tanya ibu ku
"Entar bu tanya nya idan mau ikut shalat"
"Ohh sok atuh sini sini" kata ibuku sambil riweuh menunjukan kamar mandi.
Idan pun dengan malu-malu mengikuti ibu.
Dirumah memang hanya ada aku dan ibu, ayah masih kerja dan kaka ku belum pulang kuliah.
Tak lama Idan pun keluar dari kamar mandi.
"Dimana?"katanya
"Apaan?" Polosnya aku jawab seperti itu
"Shalat nya"
"Ohh iya lupa"
Aku pun menunjukan Idan ke kamar kaka ku, ku amparkan sajadah dan aku simpan sarung yang baru di atas sajadah
"Makasih"kata Idan lalu dia cepat cepat masuk ke kamar kaka ku untuk memulai shalat, takut keburu isya sepertinya.hem

Dari situ entah kenapa tiba-tiba ada keinginan ku untuk shalat, ada yang menyuruh ku shalat tadi dengan pancaran senyum indah.
Aku pun pergi ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu, ibu melihatku diapun tersenyum. Mungkin dalam hati ibu "akhirnya.." gitu kali haha
Kupakai mukena ku, ini niat, aku kali ini benar benar niat shalat, tanpa paksaan, paksaan dari ibu.
Bismillah..

"Assalamualaikumwarohmatullahiwabarakatu" aku menengok ke arah kiri
Lalu spontan ku usap wajahku alhamdulillah kataku. Tentu saja aku berdo'a, aku berdo'a agar aku terus seperti ini, berubah.

Aku pun segera ke ruang tamu, menemui Idan takutnya dia mau pamit pulang.
"Bi, aku pulang yah" baru saja aku sampai di ruang tamu dia dengan sigap berdiri dan bicara seperti itu
"Makan dulu meren, yu makanan nya udah masak"kataku
Dengan tersenyum dia menolak untuk makan bersama
"Gak bi ah, nenek aku takut kangen itu dirumah"
"Ih hahaha dasar"
"Buu, Idan mau pulang cenah"
"Makan dulu ih yah" kata ibu ku yg dengan buru buru datang dari dapur
"Makasih banyak tante, udah malem ah takut nenek kangen"jawab nya juga
"Eh kamu mah" jawab ibuku sambil tersenyum
"Pulang dulu tante assalamualaikum"katanya sambil mencium tangan ibuku untuk yang kedua kalinya
Aku pun mengantarkan Idan kedepan rumah
Dia starter motor vespa nya, "uih hela nya, assalamualaikum" kata nya sambil tersenyum. Aaa senyumannya bikin melt!
"Waalaikumsallam"kataku sambil melambaikan tangan

"Pacar nya aja rajin shalat masa kamu engga" kata ibu ku
Pacar? Ohya aku baru inget pacarku.. pasti dari tadi dia menghubungi ku ah sial marah nanti dia gara-gara ga di kabarin.
"Bukan pacar ibuuu temen itu mah"
Ibu ku tak menjawab dia hanya kembali menyuapkan nasi kemulutnya.
Aku segera mengambil handphone ke kamar. Dan damn! Panggilan tak terjawab 12, sms 14.
Ada di sms terkhir pacarku marah.
"Maneh kamana!!!"
Aku langsung telepon dia
"Yang?"kataku
"Naon" jawabnya ketus
"Maaf tadi ada temen kerumah"
"Saha jalu??"
"Si iren"terpaksa aku berbohong
"Ya udah, jangan lagi ga ada kabar"
"Iya maaf sayang" kataku
"Lagi apa?"
"Lagi mau makan tadi teh"
"Aduh makan dulu yang sok tutup aja"
"Iya bye"
"Bye, aku sayang kamu"
"Aku juga"

Dan hari ini aku merasa bosan saja pada Ilham pacarku. Bukan tak sayang tapi hanya bosan. Aku pacaran dengan Ilham sudah 8 bulan lumayan lah dari kelas 3 smp sampe sekarang kelas 1 sma. Tapi bosan udah muncul aja. Apa gara-gara jarang ketemu? Tau ah.

Dreut...dreut
Handphone ku bergetar, ada notifikasi BBM hey! Ada undangan, bravo! Si nama sederhana invite pin bb ku, tak mau ambil pusing pasti dari Ruri atau gak dari Galih

Idan
Bi acc ya! Kalau engga ya berarti ga kenal, kalau ga kenal ya berarti yg tadi aku bonceng ghaib. Hihihihi

Hahaha kampret ih ada ada aja.. langsung tanpa lama-lama aku accept pin Idan. Entah apa ini tapi aku senang, bukan jatuh cinta aku yakin bukan. Aku sayang Ilham kok.

Dan
PING!!!
Idan bm !!!!!!!! Santai jangan salting fiuh..
Aku pun membalas..

Bersambung....next yg ke 2:v

Jumat, 17 April 2015

Bronis

"Aaa liat deh dia lucu kan??" Kata teman-teman ku padaku, mereka histeris hanya karena melihat adik kelas baru itu. Halah brondong!!
"Lucu apaan bocah gitu" kataku. "Ahhh la lo gatau gimana menarik nya mereka sih, liat dong murid baru itu style nya unyu banget ngalahin kaka kelas nya deh". "Alay lu ah" jawab ku sambil menjulur lidah pada mereka dan masuk ke kelas, entah kenapa aku memang gak suka sama yang namanya adik kelas, yaa mereka manja! Ga cowo ga cewe, tingkah nya aneh aneh. Ya pokoknya aku ga suka.

Seperti biasa pulang sekolah aku naik bus sendiri, teman-temanku sih naik angkot yaa rumah mereka cukup dekat berbeda dengan ku, mereka juga mungkin banyak uang jadi naik angkot haha aku irit aja naik bus gratis, memang kadang gak kebagian tempat duduk, kaya sekarang ini, berdiri memegang besi yang memanjang yang ada di atas kepala ku, dan diapit oleh banyak orang yang popuritas bapak bapak. Ah sumpek!.
Gak ada teman ngobrol, setiap pulang sekolah pasti selalu seperti ini. Banyak sih yang naik bus dari sekolah lain, tapi kan aku gak kenal mana mungkin aku langsung nyapa mereka, nanti dikira orang gila haha.
"Tiditt" bus berhenti secara tiba tiba
Tubuh ku tidak terkontrol, terdorong ke depan dan mundur kebelakang, tapi ada yg menahan entah siapa, aku pun menengok kebelakang
"Hati-hati teh" katanya dengan suara anak kecil menuju pubertas (suara remaja cowo), haahh brondong, batinku.
"Eh iya makasih"jawab ku sambil tersenyum "Sama-sama teh" jawab nya sambil membalas senyumku.
Kulihat dia memakai sweater merah, potongan rambut yg tipis di sebelah kiri dan kanan, memakai celana blueblack yg cukup di kakinya, dan sepatu model diatas tumit, yaa lucu sih ditambah dengan wajah nya yg baby face ditambah baik pula udah nolongin, hahahaha. Aku kembali tersenyum pada anak itu dan segera memalingkan wajahku darinya.
"Yaah yg nolong bocah malesin.." batin ku
Pandangan ku kembali lagi ke depan, memandang sekitar, ternyata tadi pak supir tak melihat ada yang menyebrang jalan. Kasian pak supir dimarahi penyebrang itu. Sabar ya pak hahaha
Seperti biasa aku menikmati perjalanan pulang ku, di temani pedagang asongan dan musisi bus hehe, mereka terkadang sedikit menghibur.
"Kiri pak.."teriak suara yg ada di belakang ku, badan ku sedikit tersenggol oleh orang itu, "duluan teh" katanya sambil tersenyum. "Hah si brondong" batinku, "eh iya mangga" jawabku sambil tersenyum bingung.
Gak kenal juga so so nyapa, so so asyik hihhh so imut lah pokoknya bocah! Aaahh gak tau kenapa aku ga suka sama bocaaaaaaahhhhhh. Kulihat dia menuruni tangga bis, sebelum turun dia berterimakasih dulu kepada pak supir sambil tersenyum. Aku yang melihat itu bukan tersanjung malah makin tak suka. Modus!!! Ngapain juga aku pikirin ya?

Keesokan harinya, seperti biasa, teman-teman ku muji muji adik kelas cowo, mereka bilang sih iseng, suka beneran tau rasa dah. Tapi di hari ini ada kejadian yang bisa dibilang cukup menarik haha. Saat pulang sekolah memang seperti biasa aku naik bus, seperti biasa juga bus penuh, dan seperti biasa juga aku berdiri dan memegang besi yang ada di atas kepalaku. Tak lama ada penumpang yang turun, dengan sigap aku langsung menggantikan tempat duduk itu. Dan taraaaaammmm di sebelah kanan ku sedang duduk si bocah smp yang waktu itu nolongin. Degdegdeg jantung ku berdebar tak karuan. Santai aja kilaaa!.
Aku pun menghiraukan nya. Tapi dia menengok ke arah ku dan melihat wajah ku, aku spontan menengok juga ke arah nya. Dia malah kembali melihat handphone nya sambil senyum-senyum sendiri. Kenapa ni bocah senyum-senyum sendiri? Apa wajah gue jelek? Apa ada sisa makanan dibibir gue? Aku mengusap-usap pelan mencari yang menjanggal di wajah ku. Dia melihat ku kembali dan tersenyum lagi, sebenarnya bukan senyum, ini sih hampir ke tertawa. Ngetawain gue ini mah. "Apa? Ada yang lucu" kataku dengan intonasi yang sedikit jutek, kenapa sedikit jutek nya? Karna kalau banyak kasihan dia masih kecil haha. "Engga, teteh kenapa?" jawabnya dengan senyum dan gigi rapih nya terlihat. "Kenapa apa? Gapapa" jawabku dan bego nya aku masih mengusap-usap pipi ku, masih takut ada yang aneh di wajahku. "Itu teteh kenapa, usap-usap wajah" katanya sambil sedikit tertawa, saat aku mendengar dia berkata seperti itu, satu kata aja sih SKAKMAT!!.
Aku segera menurunkan tangan ku ke tas yang ada di pangkuan ku, dan aku segera memalingkan wajahku dari si bocah. Aku malu.
"Lucu pisan si teteh" terdengar suara dia pelan memang, tapi aku yang berada disampingnya tentu saja mendengar. Spontan aku menengok ke arah nya dan menaikkan alis ku, dia pun melihat juga ke arah ku. "Teteh lucu" katanya dengan senyum yang selalu hadir di bibir nya dan mata yang terlihat lebih fokus ke arah ku. Aku hanya menepak jidatku dan menggelengkan kepalaku dan mengalihkan pandangan ku ke arah kiri melihat tas orang-orang yang sedang berdiri tidak kebagian tempat duduk, sumpek memang, tapi dari pada melihat ke arah kanan? Mati gue!. Dasar bocah..

Beberapa menit kemudian, dia menunjukkan handphone nya kepadaku. terlihat memo disana dan ada tulisan, "teteh namanya killa tiandra ya?" Begitu yang kulihat di handphone nya. Aku menengok lagi ke arah nya, dia cuman nyengir "permisi teh mau turun" katanya yang masih nyengir, aku pun berdiri dulu membiarkan dia keluar.
"Duluan teh killa" kata nya sambil tersenyum. Senyum wae.
Aku tak menjawab, aku hanya menggelengkan kepala ku dan kembali duduk tapi duduk di tempat yang tadi dia duduki kan orang lain juga pengen duduk haha. Terlihat lipatan kertas di tempat duduk itu, aku ambil kertas itu, masa iya mau di dudukin?haha. Sedikit penasaran dengan isinya. Aku pun membuka lipatan itu. hey nama ku!

"Teh killa besok kita kenalan ya"

Begitu tulisan nya. Senyum-senyum sendiri? Jelas lah, habis lucu. Udah tau nama ku masih pengen aja kenalan. Besok juga kan belum tentu ketemu, seneng? Lumayan hahaha. Aku pun menyimpan kertas itu di tas ku, kenang-kenangan. Bahan cerita buat anakku nanti, ya nanti kalau udah nikah hahaha

Bercerita pada teman-teman ku? tentu saja, memang tak histeris, tapi malah mereka yang histeris, dan mencibir ku karna aku mulai menyukai brondong. Padahal aku gak bilang gitu-_
Karna aku bercerita tentang bocah smp itu teman-teman ku penasaran, dan nekad nya mereka pulang sekolah mau naik bus demi ketemu bocah itu. aduh sobat sobat alayku..

Bel sekolah pun terdengar itu menandakan pulang telah tiba haha. Dan teman-teman ku, Riska, lola, dan mili mereka riweuh ingin cepat pulang, menarik-narik tangan ku. Dengan malas aku ikuti mereka. aaaa mereka riweuh banget hahaha
Saat di bus mereka tidak protes dengan keadaan bus yang penuh dan sumpek, mungkin saking semangat nya. "Mana bronis nya?" Kata mili teman ku sambil melihat-lihat sekeliling bus, "mana gue tau" kataku sambil mengangkat bahuku. "Jangan di sembunyiin dong la" kata riska, "nyembunyiin apa emang gue ga liat ris"kata ku, semangat mereka pun seketika hilang. Sebentar lagi mereka turun tapi si bocah smp masih tetap tak terlihat batang hidungnya. "Kiri pak" kata teman ku, seorang kenek lalu mengetuk-ngetuk sebuah besi tempat pegangan, seperti di ketuk dengan cincin nya itu memberitahu kepada pak supir untuk berhenti. Kawan kawan ku pun turun dari bus, "duluan laaa daah" kata mereka kompak, "hati-hati" kataku. aku sedikit kecewa entah kenapa, karna aku memang sama sekali tidak melihat bocah smp itu, mungkin dia gak pulang jam segini kali ya. Karna memang sedikit bosan mataku pun mencari-cari sosok bocah smp itu. tunggu sepertinya itu dia!. Disana, dibangku belakang dekat pintu duduk berdua dengan perempuan sepertinya seumuran. Oh mereka bercengkrama dan juga tertawa bersama, em. Aneh nya tiba-tiba hati ku jadi kesal banget, sedikit nyesek juga. Kenapa coba?.
Dia melihat ku! Mungkin aku melihat mereka terlalu lama hingga dia melihatku. ah sial!
Kulihat dia berdiri dan seperti meminta ijin pada perempuan itu. Dia berjalan, berjalan ke tempat ku berdiri. Salah tingkah? pasti, aku segera membalikan badanku. Takut dia nyapa aaaaa.
Tiba-tiba ada yang mencolek pundak ku, ini pasti si bocah aaaaaa malu gue.
Aku pun membalikan badanku, dan memang benar si bocah. Wajah nya lucu sekali! Ga kuat haha. Aku mundur kebelakang karna yaa sedikit kaget, dan karna bus ini lumayan penuh tak sengaja aku menginjak kaki bapak yang ada di belakang ku
"Eh maaf pak" kata ku sambil menunduk pada bapak itu, bapak itu hanya tersenyum.
aku pun kembali melihat bocah itu, bus ini terlalu sempit. Sedekat ini kah aku dengan nya, mungkin hanya berjarak setengah lengan. Maygat!
"Teteh" katanya sambil tersenyum senang. "Apa? Katanya mau kenalan tapi asyik sama yang lain" kataku jutek, entah kenapa kesal banget! Jadi aku mengatakan itu saja. Jujur lebih baik haha. Dia pun menyodorkan tangan nya padaku hendak bersalaman, aku pun melepaskan tangan kanan ku dari besi bis dan tangan kiri ku memegang ke bangku, aku pun menjabat tangan nya. "Itu temen aku teteh, nama ku zidan, teteh siapa?" katanya sambil sedikit tertawa, "kan udah tau" kataku dan hey aku tersenyum padanya. "Pura-pura gatau aja biar seru" jawab nya, "ihahaha, killa" kataku. "Ohh baru tau" kata nya sambil so polos dan mengangguk-ngangguk, jelas saja aku tertawa, haha dia sangat lucu, dan tak sadar tangan kami masih berjabatan. "Lepas teh tangan nya" kata nya, aku pun mencoba melepaskan tangan ku tapi ga bisa tangan dia menjabatku keras, "jangan di tahan kali" kata ku, "gak, siapa yang nahan sok coba lagi gera" katanya sambil tertawa lucu, aku pun mencoba melepas lagi tangan ku, dan akhirnya terlepas. "Tuh kan yey bohong yey" kata nya sambil menunjuk-nunjuk ke arah ku dan mata nya seperti curiga curiga gitu hahaha aku pun tertawa, kami pun tertawa.
Dari situ pokoknya permanen aku suka bronis! Brondong manis hahahaha.

Selesai.

Minggu, 12 April 2015

Si Tuan

Harap ku patah, kau terikat tuan
Radar tampak benar, padahal si tuan beri radar yang salah
Terbenam nya sang cinta
Terbit nya sang luka
Luka dalam..

Masa itu sangat bodoh
Dimana aku mencintaimu
Dimana aku menyayangimu
Dimana aku mengharapkanmu

Kasih dusta bak kasih sayang
Iming-iming bak kebenaran sejagat raya
Bukan harap padahal diambang harap
Seperti ada padahal tak lama akan hilang

Tuan, aku rindu dibodohi
Rindu dibodohi tapi terikat

Jumat, 03 April 2015

Salah Percaya aja sih

Hai, aku Bintang, aku bakal cerita tentang.. yaa bisa dibilang pengalaman menyenangkan lah tapi pahit. Sebuah kisah cinta, mungkin bagi kalian norak!, tapi nama nya juga pengalaman. Pengalaman ku dan kalian berbeda kan?aku bakal bagi pengalaman ku.

PANGERAN PENGGANTI?YES!

"Kangen dika"kataku
"Duh miris pisan si ieu"jawab teman ku yg menengokku sebentar lalu kembali lagi melihat handphone nya. Mungkin dia bosan karna aku selalu membicarakan Dika, siapa Dika? Siapa yah? Pacar? bukan. Sahabat? Bukan banget. Mantan? Jauhhhh. Dia adalah seseorang yang aku idam idamkan dari kelas 2 smp teman sekelas ku waktu itu, sang pujaan hati, si sederhana, si aneh, tapi sayang bukan siapa siapa. Aku dan dika pernah dekat, HAMPIR jadian. Tapi karna aku mengecewakan nya, mengecewakan bagaimana? Aku ga bakal sebutin ngecewain gimana nya. Itu penyesalan! Malas untuk dibahas. Dia menjauh. Langsung jadian sama yang lain huaa. intinya Dika adalah mantan gebetan ku yang sampai aku kelas 3 SMA aku belum ketemu penggantinya. Untuk sekedar info sekarang Dika sekolah di SMK 4 Bandung. Kami tak pernah berkomunikasi. Hanya aku yang stalk facebook dia. Miris? Pasti.

"Bosen ya dika terus"kataku lagi
"Heem, banget"jawab teman ku yang masih asyik dengan handphone nya. Kami sedang mengobrol di sela-sela tidak ada guru hehe
Aku hanya mencoret-coret buku belakang ku, bukan nama dika kok. Gambar asli, kebetulan aku lumayan jago gambar hehe.
"Cari yang baru dong bi dari pada gini terus"saran jian temanku
"Ingin Dikaaa" kataku keukeuh
"Heuhh gue kenalin deh sama temen gue mau? Ganteng!"
Aku menyimpan pensil ku dan melihat langsung ke arah jian. "Mau deh lumayan"kataku, jian yang mendengar aku menjawab seperti itu dia tertawa dan berkata "gelo ih si ieu" aku pun ikut tertawa. Yang jelas dalam pikiran ku aku memang butuh pengganti. Jian pun memberikan pin BB pria itu yang katanya tampan. Eh tunggu emang mau sama cewe biasa-biasa aja?ah peduli amat lah.
Selang cerita, aku dan si pria yang dikenal kan jian akhirnya dekat hihi. Awal perkenalan, si pria meminta promot pin nya, aku sih fine fine aja, akhirnya gitu kan dia nge chat. Nah dari saling promot itu aku pernah tanya. "Teman jian ya?", dia jawab "iya kok tau?", dan aku hanya jawab "kata jian",
"ohh kalian sesekolah?kenalan?"katanya
"Kenalan apa? Aku sama jian kenalan gitu? Kita kan temen sekelas" dengan polos aku menjawab seperti itu
"Engga maksudnya aku ngajak kamu kenalan resmi" jawabnya
*plak!! Malu guaaaaa
"Oh aku Bintang,kamu? *pura2 galiat dispayname*" kataku
"Hahahaha" dia cuman jawab gitu? Sableng-_-, tapi ga lama dia jawab lagi "aku rafka :)"
"udah tau:D" kataku, dan dia hanya menjawab "hahaha dasar" flat gak sih? Garing yah chat nya? Tpi kata aku sih unik aja nyebelin gereget gitu haha, itu lah awal perkenalan aku dan si pria.Rafka. dan yang tak di sangka tak diduga dia alumni SMP 10 sama dengan ku. Obrolan kami pun bertambah tentang smp dulu sekarang dia sekolah di SMAN 5, ah aku iri hehe. Beberapa bulan kemudian kami pun semakin dekat. Rafka jomblo, aku juga jomblo, bisalahh kita jadi teman hidup hehe. Rafka yang awalnya jutek, flat malah jadi asyik kalau ngobrol banyak pembahasan. Dia sering gombal gombal gitu tapi gombal nya ga norak dan aku suka. Ucapan selamat pagi, siang dan malam seperti sudah menjadi kebiasaan kita berdua, kadang dia kalau chatting suka pake emot peluk hahaha aku sih gak pernah. Rafka suka kirim VN, nyanyi, suaranya biasa tapi gitar nya jago banget. Kadang suka tersentuh kalau dia kirim vn. Oh I miss it. Kita pernah berpapasan saat aku menyebrang, dan dia dengan teman nya naik motor. Dia mengenaliku dia melambaikan tangan dan tersenyum menyapaku, dia sering ngajak ketemu tiap malam minggu. Orang bilang itu "apel" tapi kata dia itu "jeruk" kata nya kalau "apel" bosen aah lucunya diaaa. Dia juga pernah sms terus terussan karna BM error, puluhan sms dikirim dia, "cklssssssssss", "cepet read bi", "bi ga akan bales?", "biiiiii???" Biasanya dia suka gitu dan disitu aku gak ada pulsa buat jawab haha. Pernah kita gak chat 3 hari bbm dia error ga bisa nerima pesan bm nya, dan lebih parah nya sms dia juga error gak pernah ada sms yg masuk ke dia, kita gak chat, dan sayang nya aku gak berani buat telpon dia hehe, jelas g berani kita ga ada status, siapa aku? Haha, saat bm dia udah sembuh ga error lagi akhirnya kita bisa chat lagi,
"Udah sembuh bm nya?:D" kataku
"Alhamdulillah udah :$" katanya
"Syukurlah:')"jawabku
"Kangen({})" katanya. DEUG! satu kata tapi aaaaaa bikin seneng!!!!!!!.
rafka juga pernah nge-Ping! Banyakkkk banget gara gara lama bales, kadang aku bangga diginiin haha. Pacaran? Gak kita gak pacaran. Intinya dia pernah bilang kalau dia suka! Udah cukup. status ga penting!. Dan disitu aku percaya dialah Rafka sang pangeran pengganti. Walau kadang aku masih inget dika. Cinta pertama rasanya beda kan sama cinta kedua?.

KENAPA HARUS TEMAN KU!

Desember 2013, Rafka berbeda!!!, ga tau apa alasannya, aku sih curiga dia nemu cewe baru yg cantik, mana bertahan dia sama orang yang kaya aku?gak peduli penampilan! Tapi yaudahlah lagian kita juga ga ada status, ngapain juga protes kalau dia berubah. Tapi coba aja pikir, kita udah kenal lama deket banget, udah saling nunjukin kalau kedua belah pihak itu suka! Nasib aku gimana? Yang udah dibawa terbang!!! Di bawa terbang oleh kasih sayang nya!, rasa nya tuh kaya yang gak kenal aja. Heran? Jelas!, sakit? Pasti!. Bodohnya aku selalu percaya kalau dia bener sayang!, bener suka!, tau tau kaya gini, 31 Desember 2013 terakhir aku chat sama Rafka, di jam 00.00 di malam tahun baru.
"Selamat tahun baru({})" katanya padaku, aku yang sedari tadi menunggu chat dari dia tentu saja senang, sangat senang. Dia belum lupa.
"Selamat tahun baru({}):')" ini pertama kali aku bales pake emoticons peluk, dan entah kenapa aku juga pake emoticons fakesmile. Gatau pengen aja. Kaya bakal ada yang ilang. Rafka kembali membalas bbm ku dia menanyakan aku sedang apa, dan aku jawab sedang bakar bakaran, udah itu aja, rafka gak bales lagi. Besok nya, besok nya dan besok nya, kemudian minggu nya, kemudian 2 bulan. Rafka hilang! Maksudnya hilang dari hidupku. Di BBM dia ada kok sering ganti DP, dan juga sering update PM "ceklissssssss", aku selalu bertanya-tanya itu untuk siapa, biasanya dia update pm untukku "ceklissssssss bintang" biasanya dia seperti itu, sekarang itu untuk siapa? Aku sama Rafka kan gak pernah chat lagi.

24 Maret 2014 aku masih ingat tanggal itu, Rafka ganti DP bersama perempuan! Aku kenal perempuan itu, dia teman sekelasku, memang tak terlalu dekat, tapi aku pernah bertukar cerita dengannya. Membahas rafka dan dia membahas pujaan hatinya. Seingatku aku menyebutkan kalau orang yang aku sayang itu RAFKA apa kurang terdengar jelas? Teman setega itu kah?.

Jujur saja aku menangis 3 hari berturut-turut, aku menceritakan kepada teman terdekatku. cerita ke jian, cerita ke geni, lia, dan kinan. Mereka selalu memberi semangat kepadaku, mereka selalu bilang kenapa aku harus menangisi dia, lelaki itu, Lelaki sialan!, tapi aku selalu marah saat mereka bilang "sialan" mereka pun akhirnya mengalah dan bilang "yaudah engga, udah dong nangisnya, anteup awewe teu boga ka era". Aku diam saja. Ini sakit rafka.

PENGAKUAN!!

Juni 2014, aku sudah lulus SMA aaaaa bebas nya..banyak kenangan banyak sekali, terimakasih teman-teman. Aku sungguh merindukan kalian. Di bulan juni ini pengalaman baru emang bener-bener terjadi. Keberanian seorang Bintang ada!

Reuni SMP 10, disini aku akan bertemu teman lama ku, sahabat ku, guru tercinta, Dika dan em.. Rafka.

"Udah cantik ah" kata tuti yang menunggu ku sambil menilai penampilan ku
Aku memakai rok remple hitam, blazer putih motif bunga, kerudung pashmina merah jambu, dan tote bag hitam Nirvana, serta sepatu Vans authentic hitam.
"Yakin ti? Soalnya ini kan reuni harus tampilin yang terbaik buat ketemu temen" kataku sambil mematut diri di depan cermin.
"Yakin, bakal jadi princess, udah ayo cepet udah jam 9 lebih nih"kata tuti
"Oke oke" kataku sambil memakai jam tangan ku
Kami pun pergi ke sekolah.

Ramai! Bersalaman saling sapa, tertawa, tersenyum, bercanda gurau dengan guru. Itu penglihatan ku saat sampai di sekolah

"Ka isi dulu daftar hadir nya" kata seseorang yang berdiri di samping papan dilapisi kain putih yang di isi oleh banyak tanda tangan, haha keren OSIS nya.
Aku dan tuti menandatangani di papan itu. Lalu kami masuk. Ada panggung, bangku bangku dan juga bazar, oh ramai nya

"Bintang tuti!!!!" Tak lama ada yg berteriak seperti itu, saat ku lihat ternyata teman sekelas kami semua ada disana berkumpul. Dan di sana juga ada dika dia tinggi dan tambah tampan. Hehe
Aku dan tuti pun menghampiri mereka, cipika-cipiki sama temen cewe, dan salaman sama temen cowo.
"Apa kabaaaaar" kata sahabat smp ku dian sambil memeluku erat. Rindu.
"Baikkkkkkkk diaaaann kamu apa kabar kata ku
"Baik jugaaa, terusin kemana?" Kata dian
"UPI insyaallah sastra indonesia" kataku
"Waw, kenapa ga ngambil desain?kamu kan jago gambar"jawabnya
"Ah itu mah bisa dilatih di rumah" jawabku
"Hahaha iya sih, eh tuh dika"kata dian sambil menunjuk kecil ke arah dika
"Ih" kata ku sambil tersenyum malu
"Aku ke yg lain dulu yah" kata ku kedian
Aku pun menghampiri teman teman yang lain. Mereka keren keren, dewasa, dan jadi pada baik hahaha dan ending aku bersalaman dengan dika
"Hey" kata dika tersenyum
"Dikaaa apa kabar" kataku sambil so so histeris
Dika lalu mengusap kepalaku pelan
"Lebay si ieu mah" kata dika sambil tersenyum nampak gigi nya :v
"Bae"  hey kenapa seperti ini? Sebelum nya aku gak pernah sama dika kaya gini hahaha sweet.
"Baik bintang dika mah" katanya dengan logat intonasi nya yg khas
"Syukurlah" kataku
"Kamu apa kabar bi, teu gering kan?" Katanya sambil tertawa
"Ihh!" Kata ku sambil ikut tertawa dan sedikit memukul lengan dika
"Baik dikaa" kataku sambil tersenyum
"Terusin kemana?" Tanyaku pada dika
"UPI"jawabnya singkat tapi sambil tersenyum
"geleuh tuturut" kata ku
"Nya enggeus ka UI weh" katanya dengan wajah yang polos
Aku pun tertawa, dika pun ikut tertawa. Kami tertawa bersama, sesuatu yang tak terduga bukan?:'

Selang waktu reuni pun berakhir banyak yang sudah pulang, kesan nya bagaimana? Seru! Hahaha tapi di sini saat sudah agak sepi sekitar 40 orang lah yang ada disini. Malu ku hilang!

"Hey bintang" goda seorang laki-laki
Aku tak menjawab, males banget, dia segerombolan sama rafka!
"Sombong ih beb" goda teman rafka lagi
Aku yang sedang mengobrol dengan teman-teman ku merasa terganggu.
"Ini rafka, bukannya cinta mati!!!" Teriak teman nya lagi dengan nada suara mengejek
Aku kesal lah. Kesal banget! Aku pun menghampiri gerombolan itu dan ada rafka disana. Aku melihat ke arah rafka sebentar lalu aku fokus kan ke orang yang tadi mengganggu itu.
"Ngomong apa tadi?" Kata ku
"Cinta mati ke rafka kan bebbbb" kata dia sambil tertawa, teman rafka yg lain pun tertawa. Rafka menyenggol si laki-laki itu mungkin maksudnya menyuruh dia diam.
Aku menarik nafas dan mengeluarkan nya sabar..
"Iya gue cinta mati, gue cinta banget sama rafka, PUAS!? Kataku
"Weisss beb tong kitu beb" jawab teman rafka dan kembali tertawa lagi dengan yang lain.
"Dengerin yah, bilang ketemen yang ada di sebelah lo, gue emang suka banget sama dia, sayang banget sama dia. Tapi bego nya dia ngilang gitu aja. Gue gatau siapa yang bego. Sampaiin ke dia, gue gak benci sama dia, cuman udah berhenti suka aja, ngapain berjuang buat orang yang bego kaya dia!!!" Aku berhenti sejenak teman teman rafka tak mendengarkan ku mereka acuh saja. Aneh! Aku lalu melihat kebelakang ke arah teman teman ku mereka melihatku. Tuti dan dian mengangkat tangannya memberi semangat. Aku juga sekilas melihat dika, dia tersenyum padaku. Seperti menunjukan kalau yang aku lakukan ini benar.
Aku pun kembali melihat ke gerombolan rafka. Rafka hanya diam saja. Gak lihat aku sama sekali.
"satu lagi buat temen yang di sebelah kamu itu, jangan lakuin hal yang sama ke cewe lain!" Mereka diam ga ada yang ngejek aku lagi. Aku pun berbalik dan tersenyum puas, akhirnya aku mengatakan itu semuaaaa. Lega!!

"Yu balik ti" kata ku sambil tersenyum senang
"Kereeeeennn" tuti malah mengangkat kedua jempolnya dan bicara seperti itu
"Hahaha apaan sih yu ah pulang" kataku sambil tersenyum malu
Kami pun pulang
Di perjalanan tuti menanyakan masalah rafka terus, mungkin dia kaget haha
"Kamu pernah deket sama rafka bi, gilaaaaa ga nyangka"
"Aku juga ga nyangka" jawabku sambil tersenyum

Dari kejadian itu Rafka meminta maaf padaku, karna sudah menyakiti ku hahaha aku sih memaafkan. Udah cuman di maafin doang, kalau buat ngerasain hal yang sama kaya waktu itu engga deh. Sekarang aku mau fokus berjuang buat yang kuliah di UPI itu lho.. yang inisial "D" =)))


Kesamaan cerita, nama, tempat, dsb. Mohon maaf itu hanya unsur ketidaksengajaan :v
Terimakasih :D

Selasa, 31 Maret 2015

Gofur

"Fur gimana nilai-nilai UAS kemaren?"kata ibuku sambil menyimpan sayur ke piring gofur
"Makasih tan, nilai gofur aman tante, gofur mah cerdas"jawab gofur sambil tertawa
"Huu tetep aja fika yang paling bagus bu, gofur mah lewaatt"kataku
"Heh yg phentingg kan ghue ccerdassh,nilai ga begithhu penting fik" katanya sambil manyun-manyun, artikulasi nya tidak jelas karna mulut nya masih penuh makanan, terkadang memang gofur sangat lucu bagaikan anak kecil yang siap dicubit hihi.
"Ngomong apa fur?,makan aja lu"jawabku sambil tertawa
Gofur hanya menggerutu gak jelas sambil manyun-manyun. Ibu yang melihat tingkah kami, hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Seperti biasa kalau gofur kerumah ku, kami selalu nokrong di taman belakang rumah, ayah membuatkan tempat ini untuk kami, karna kami selalu bersama-sama, jadi ayah buatkan tempat khusus untuk ku dan gofur. Bersama. Berdua saja. Kami selalu bersama-sama dari SMP sampai sekarang yang sebentar lagi mau lulus SMA, sudah banyak kenangan yg terjadi di taman ini. Mulai dari candaan, tawa, marahan, berimajinasi. Yaa seperti ituah kira-kira tak tau sampai kapan akan selalu bersama, tapi aku tau ada saat nya dimana nanti ada yg melarang dia untuk tak terlalu sering bermain denganku. Dan entah kenapa aku tak mau itu terjadi. Jangan.

"Fik, cewe tuh seneng nya di gimanain sih?"tanya gofur padaku
"Disayang" jawabku acuh
"Yeeh gue serius fik, gue lagi mau pdkt sama cewe nih" katanya
Aku terdiam sejenak, aku memang paling tidak suka jika gofur membicarakan perempuan lain, bertanya-tanya padaku harus bagaimana, aku tidak suka jika gofur memberikan perhatian lebih pada perempuan lain. Entah kenapa.
"Cewe tuh seneng nya di perhatiin, di jaga, di hormati, dilindungi, gaperlu ngasih apa apa juga cewe mah udh seneng, intinya sih sayang" kataku
"Oh gitu.."kata gofur sambil mengangguk-angguk
"Lo gebet siapa lagi?gebet aja terus tau tau ga jadi"kataku
"Yeeh lo mah bahas yg dulu mulu, ada pokonya lah temen sekelas gue"jawabnya
"yeelah temen sekelas? Gampang kali sekarang aja bisa jadian"kataku
"Serius lu? Gue malu fik"jawab gofur
"Dengerin ya gofur, dia pasti udh tau keseharian lo gimana, gampang juga buat cewe itu untuk nerima atau nolak, kalau lo baik cewe itu bisa aja langsung nerima, kalau lo bajingan sih mana gue tau" jawabku
"Gua ga bajingan fikaa"kata gofur sambil mencubit pipiku gemas
"Hihh" aku melepaskan tangan nya dari pipiku. "Yaudah berarti lo kemungkinan di tolak, eh di terima"candaku sambil memakan cemilan buatan ibu
"Huuuuuuu" katanya sambil mengacak-ngacak rambut ku. "Ihhh" aku membalas mengacak-ngacak rambutnya, lalu kami pun tertawa bersama.
"gue balik dulu deh"katanya sambil minum kembali segelas lemon tea yg tadi aku buatkan. "Bye" katanya sambil pergi, aku mengikutinya sampai ke pintu rumah, "aduh ga perlu dianterin fika cantik makasih" katanya GR
"Em" aku hanya menjawab seperti itu, dia pelupa benar benar pelupa-_
Gofur menaiki si abu, motor bebek jadulnya dan memakai helm, lalu dia meraba-raba saku celananya. Raut wajahnya terlihat bingung, aku lalu menghampirinya.
"Tok" ku getok helm gofur
"Nih aki-aki dasar"ku berikan kunci motornya.
"Hehe" gofur pun mengambil kunci ditanganku
"Nyengir lu"kataku
"Makasih say gue balik yah muahh"katanya sambil tertawa
Degdegdegdegdeg, jantung ku berdetak lebih cepat, say? Kataku dalam hati, pipiku terasa panas, senyum ku mengembang, aku masuk kerumah sambil senyum-senyum sendiri, please gue gak mau jadi orang gila baru.

"Mungkin kau takkan pernah tau betapa mudah nya kau untuk dikagumi..."
"Tok tok tok" suara ketukan pintu menghentikan ku yang sedang bernyanyi-nyanyi dikamar.
"tok tok tok"
"Fikaa itu ada gofur"teriak ibu ku di balik pintu
Hah? Ngapain si gofur kerumah jam 9 malem gini sarap tu orang
Kata ku dalam hati, aku pun membuka pintu kamar
"Tuh diluar" kata ibu ku
Aku pun segera pergi ke luar
Ku lihat gofur yang masih memakai helm, dan memakai kaos oblong warna navy dan celana chino hitam selutut, serta sepatu kets warna hitam. Simple. Tampan.
"Fika" kata nya sambil tersenyum
"Lu ngapain kesini malem malem, cepet masuk dulu kerumah" kata ku berteriak di pintu
Dia malah terdiam dan tetap tersenyum, aku bingung ada apa ini? Aku pun menghampirinya.
"Kenapa?" Kataku
Tiba-tiba gofur memelukku, mataku membulat, kaget, senang, aku di peluk gofur.
"Gue jadian fika"kata nya dengan nada suara senang.
Rasa senang ku seketika berubah menjadi rasa yg tak ku mengerti. Rasa sesak. ingin sekali aku berteriak.
Aku segera melepaskan pelukan gofur, "ohya??,tuhkan berarti lo baik" kataku dengan suara parau dan air, ada air di pipiku, hey apa ini? Aku menangis?
"Lo nangis?" Kata gofur
"Nangis? Ohya?mungkin gue seneng fur" kataku sambil menghapus air yang ada di pipi
Gofur kembali memelukku, air itu keluar lagi tak bisa di bendung. Kenapa harus menangis fika?.

gofur gue bakal kehilangan lo.

Gofur melepaskan pelukannya. "Lo bener fik dia nerima gue, udah jangan nangis, kok nangis sih, cengeng" kata gofur sambil mengusap pipiku yg basah
Aku memukul lengannya pelan, "gue gak nangis fur, gue seneng aja, akhirnya lo bisa dapetin cewe yg lo mau"kataku dengan nada suara yg masih parau
"Iya iya, besok kan minggu, gue mau traktir lo deh kue balok yu" katanya
Aku hanya mengangguk dan tertunduk. Gofur lalu mengusap kepalaku dan memelukku kembali.
Ku biarkan dia memelukku, rasa nya ada yg mengganjal. Seperti akan ada rasa kehilangan, kecemburuan, perpisahan.

Gofur sahabatku, sepertinya aku menyukaimu.

Sabtu, 07 Maret 2015

(Epilog) Jilbab dan celana sobek di lutut

Sudah tak terhitung berapa hari aku tak bertemu dengan nya, tak terhitung berapa minggu aku tak bercakap dengan nya, mungkin berbulan-bulan, aku mencoba terbiasa dengan semua ini. Tapi sungguh tak bisa, gemuruh sang rindu selalu ada. Tak bisa di pungkiri. Mungkin sekarang aku bisa lebih tegar dari sebelum nya kejadian itu mengakhiri semuannya, mengapa sesulit ini, padahal itu hal sepele. Ku kira ibu mengerti ternyata tidak.

"Na sekarang gimana kamu sama dia?" Tanya teman ku
Akupun tersenyum lalu menunduk dan tetap berjalan.
"udahlah" kata ku sambil kembali melihat kedepan.
Ya kami sedang berjalan pulang ke rumah masing masing. Ini hari sabtu jadwal kami pulang tanpa kendaraan,
"Gak pernah lagi ketemu dia?" Aku tak menjawab aku hanya diam, jujur saja jika membicarakannya. Tiba tiba rasa itu datang lagi. Rasa sakit.
"Suka kontekan ga?"tanya teman ku kembali
Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Engga cacaa cantikk, ga pernah lagiii dan ga akan pernah lagi" kataku dengan senyum dipaksakan
"Kok jadi gini sihhhh aku kira kalian udah baik-baik aja"kata teman ku
"Hahahaha engga ca" jawab ku
"Aaaaaaa kok giniii sih, maaf na aku ga bisa bantu, problem nya kan sama ibu kamu, aku ga bisa bantu"
"Gapapa kali santai, udah terbiasa kok" kata ku sambil tersenyum
"Eh iya ga ada pr kan tadi?" Aku mencoba menghindari pembicaraan tentang rida lagi. "Haahh yang belum moveon mah gini nyoba nutup-nutuppin, kagak kagak ada"jawab teman ku dengan sedikit kesal
"Hahahaha bagus lah yee minggu bebas" kata ku sambil mengangkat tangan ku ke atas
"Halah so gembira" kata temen ku sambil menjulur lidah
"Biarin hih" ku balas dengan juluran lidah lagi, lalu kami pun tertawa bersama
Teman ku tiba-tiba merangkul ku dan berkata "isnaku yang cantik, baik hati, dan jarang nabung,dengerin dan percaya deh sama aku, aku jamin nanti kebahagian nyamperin kamu kok, sedih kamu bakal ke ganti!, kebahagiaan nunggu na" kata teman ku sambil mendongkak keatas melihat langit sore yg indah. Aku pun melihat langit sore itu "iya bener ca aku juga yakin" kami berdua pun tersenyum.

"Aku duluan yah daaah" kata teman ku sambil berbelok, kita beda blok, caca blok B aku blok D, ya dan sekarang mirisnya aku masih harus melewati blok C dulu hahaha semangat isna.
Sudah ku lewati blok C dan melewati satu rumah lagi aku akan sampai dirumah haah lelah. Tunggu motor vespa putih siapa?, kulihat sebuah motor vespa putih terparkir di depan rumah ku. Aku mempercepat jalan ku, ingin segera melihat plat nomor motor itu, memastikan motor siapa.
"Gak mungkin"aku segera berlari dan membuka pagar rumah ku. Saat ku buka, kulihat di halaman rumah ku ibu dan seorang laki-laki yang celananya sobek dilutut sedang berbincang. Dia Rida.
Aku terdiam mematung melihat mereka yang sedang asyik mengobrol. Ibu terlihat netral saja, tak marah. Ada apa ini? Untuk apa dia kesini.
Haru.
Entah kenapa air mata ku keluar saja. Aku lihat rida lagi. Sudah lama sekali, rindu ini terbalas Ya Rabb terimakasih. Aku segera menghapus air mata ku, aku menghampiri mereka.
"Assalamualaikum" aku mematung di depan mereka, tak percaya dia rida benar rida.
Mereka menengok dan tersenyum lalu menjawab "waalaikumsallam"
"Tante rida pamit pulang dulu, assalamualaikum" dia berdiri lalu mencium tangan ibuku "iyaa, hati-hati salam buat ibu kamu yang diceritain tadi ya" jawab ibu ku "siap tan" kata rida sambil tersenyum senang. Ada apa ini?
Rida melihat ku lumayan lama.kami saling menatap. Rindu hadir menggebu, jika boleh mungkin akan ku peluk dia. Ku lihat mata nya "sudah lama" batinku
"Isna aku pulang ya" kata rida sambil tersenyum,
"Eh iyaa" jawabku. Dia berjalan sambil membawa helm putih nya, pintu pagar di bukanya, lalu dia kembali melihat kami dan sedikit membungkukan badan. Pamit. Sungguh aku tak percaya ini bukan mimpi kan? Dia rida, Ya allah dia rida kan?, linang air mata tak terbendung. Aku mengusap kembali dan berbalik ke arah ibu. "Ibuu" kataku "iya isnaa?" Kata ibuku sambil tersenyum. Aku segera menghampiri ibu dan memeluk nya ku luapkan tangis haru ku. Entah apa ini entah perasaan apa yang aku rasakan yang jelas ini damai masalah ku seperti sirna. Walaupun aku tak tau apa yang mereka perbincangkan. Tapi sungguh aku senang. Terbayang kembali saat aku melihat rida dan ibu berbincang dengan asyik. Haru.
"Ibu ada apa ini" kata ku yang masih menangis dan masih di pelukan ibu. "Dia laki-laki yang baik isna"jawab ibuku "ibuuuuu" ku peluk ibu lagi sangat erat. Aku menangis sepuas-puasnya. Ibu kembali percaya padaku dan rida si laki-laki yang celana nya sobek dilutut. Dia hadir kembali.

"Terimakasih YaRabb sungguh kebahagiaan yang kau berikan begitu dahsyat. Maha besar, Maha kuasa Engkau YaRabb, Engkau Maha segalanya YaRabb. Alhamdulillah alhamdulillah" ku usap wajahku "aamiin" ku cium kembali lembut sajadah ini.

Pukul 20.45
"Tadi ngomongin apa sama ibu,:p" aku membalas bbm dari rida. Baru kali ini rida mengirim pesan lagi pada ku. Aku percaya ini akan membaik.
"Apa ya kepo huuuu :p"balas rida
"Yaelah, gatau sih tadi aku nangis cuman gara gara liat km." Jawabku jujur
"Serius?kangen banget ya?"balas rida
Kali ini aku harus balas jujur tanpa basa basi, aku gak mau dia pergi lagi.
"Iyaa:'" jawabku
"Sama, isna husna lathifah. Rida juga ({})" balas rida
Aku sedikit kaget, emoticons nyaaaaaaa dia pakai emot peluk-_-, kalau ketauan ibu kan bahaya hahaha
"Eit emot nya!" Kataku
"Ampun hehe ({})" balasnya
"Bilangin ibu lho.." kataku
"Jangaaaaaaaaaaaaaaaannnn iya engga lagi engga:)" balas rida

YaRabb benarkah ini? Aku rindu sekali candaan ini.

Tiba tiba rida mengirim VN (Voice Note)
Saat ku dengar..
pertama ku dengar petikan gitar. Aku tak tau apa yang akan dia nyanyikan, dari intro nya tak bisa ku tebak. Tiba-tiba suara gitar berhenti. Sebuah suara terdengar..

"Tersadar.. di dalam sepi ku.. setelah jauh melangkah" lalu suara gitar hadir kembali melengkapi suara rida.

Terimakasih cinta
Untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi semua..
Kesalahanku
Yang pernah menyakitimu..

"Isna selamat datang lagi, maaf sebelumnya rida ga pernah kontek isna, maaf banget. Awalnya rida nyerah karna sikap ibu isna kaya gitu. Tapi nyatanya gatau rasa apa rida kehilangan isna. Rida kangen isna. Walaupun kita ga pacaran. Tapi aku serius sama kamu isna. Aku udah bilang semua ke ibu kamu. Aku beneran sayang sama kamu. Emang ibu kamu awalnya ga percaya tapi aku ceritain kisah tentang ibuku. Kisah ibuku sama dengan kisah kita isna, dan akhirnya ibu kamu ngerti, isna... rida sayang isna. Terimakasih"

menit terakhir di VN itu, rida berhasil membuat ku menangis haru. Ya aku memang cengeng, gampang sekali menangis. Tapi setidaknya tangisan ini tak selalu tentang ratapan kesedihan, kebahagian pun hadir dalam tangis ku.

Hey pemilik celana yang sobek dilutut. Terimakasih sudah hadir kembali:)

Tamat.

Senin, 23 Februari 2015

Bangun harapan, bangun luka

Yang kau tuju sungguh indah
Yang kau tuju begitu cantik
Kau dapat..
Kau mendapatkannya

Sekejap kau berubah
Rasanya baru kemarin kau ada disampingku
Membangun harapan harapan nyata
Kini semu..
Bukankah dulu aku yang kau tuju?

Kau pergi tanpa pamit
Bertingkah seolah harapan tak pernah kau buat untukku
Ada apa?
Apa yang terjadi?
Siapa dia?
Siapa yang menghancurkan tembok harapan?
Tolong, ini hampir selesai.
Mengapa dihancurkan?
Kau mau kemana?

Tembok kita hancur
Jangan pergi kasih..
Bantu aku membangun kembali tembok harapan
Bangun kembali tembok ini bersama
Aku tak bisa membangun sendirian

Tembok kita hancur
Jangan pergi kasih..
kau bangun harapan nyata bersamanya
Membangun luka untukku
Pecah, remuk, hancur, tak utuh
Bagaikan gelas yang jatuh dari atas meja
Gelap, dalam, lebam, nanar
Ku terjatuh dalam lubang luka
Kasih, ini menyakitkan

Aku ini apa?
Persinggahan?
Singgahlah kasih..
Aku untukmu..
Tapi jangan kau bangun harapan semu

Jika nanti kau kecewa
Kemarilah...
Persinggahan terbaik
Menunggumu..

Senin, 16 Februari 2015

Tak harus hadir

Ini seharusnya tak ada
Ini seharusnya tak hadir
Ini seharusnya hilang
Ini seharusnya musnah

Ada sang putri disana
Dia baik untuk nya
Ada sang putri disana
Dia pemilik baru nya

Cemburu tak harus hadir
Lepaskan demi sang putri

Demi sang putri yang tak memikirkan perasaan mu
Demi sang putri yang berhasil memilikinya
Demi sang putri kawan mu
Demi sang putri sahabat mu

Dia menyukai sahabatku
Tak ada yang tak suka sang putri
Semua mengaguminya
Hey! Sadarlah! Kamu tak berarti apa-apa dibandingkan dengan sang putri

Cemburu harusnya hilang
Kamu harusnya sadar
Tak pantas

Sabtu, 14 Februari 2015

Tanpa "persinggahan"

Seperti nyata, padahal semu
Seperti benar, padahal salah
Sudah percaya, tapi di bodohi
Sudah menetap, tapi di tinggal pergi

Mengambil hati, dibawa, dilindungi, disayangi, dicintai, lalu dijatuhkan. Dibiarkan, tak bertanggung jawab, tak lucu.

Tersadar hanya sebuah bangku persinggahan.
Mendengar, melihat, menemani, menyayangi yang singgah.

Saat sepi, datang.
Saat senang, pergi.
Bangku persinggahan, ditemani lalu ditinggal.
Bangku persinggahan, disanjung tapi sesaat.
Bangku persinggahan, hanya ingin menjadi bangku, tanpa "persinggahan"

Senin, 09 Februari 2015

Jilbab dan celana sobek di lutut (ending)

"Tapi isna bener sekolah bu, tadi praktek komputer dulu"kata ku sambil menyimpan sepatu di rak, ibu tak menjawab, lalu aku menghampiri ibu dan mencium tangan ibu. "alasan" kata kakaku dengan wajah yang tak melihat ku sama sekali. Ibu, kaka laki-laki ku dan adiku memang sedang berada di ruang keluarga, mereka sedang santai sambil menonton televisi. "Ya udah kalau gak percaya, terserah!" Kataku kesal, semenjak kejadian 4 minggu yang lalu keluarga ku tak ada yang percaya bahwa aku pulang terlambat bukan karna main. Ibu memberitahu ayah dan kaka laki-laki ku tentang aku bermain dengan rida dan pulang telat, satu persatu dari mereka memarahi ku. Aku bingung pada mereka mengapa mereka khawatir sekali. Aku juga sudah besar, bisa jaga diri. Aku tau batasan mana yang baik dan mana yang buruk.

Aku menutup pintu kamarku dengan keras "gubrakkkk", ah aku tak peduli mereka akan marah atau tidak yang jelas aku sangat kesal, ya allah maafkan aku, aku tak bermaksud seperti itu pada ibu atau kaka ku, aku hanya ingin tunjukkan kepada mereka bahwa aku benar-benar sekolah, tidak main. tidak! aku tidak boleh seperti itu, terserah jangan pedulikan mereka percaya atau tidak percaya. Yang penting kamu memang tak berbohong isna. Semangatt isnaaaa!!!.

Yang aku bisa sekarang hanya menyemangati diriku sendiri. Keluarga ku tak percaya padaku dan satu lagi rida, Rida Angga Putra. Si pemilik vespa putih, yang celananya sobek di lutut, yang memiliki mata indah, yang aku suka, yang aku sayang, dia hilang, dia menjauh dariku, tak ada kabar, berubah, tak pernah berkomunikasi, tak pernah menyapaku, tak pernah bertemu lagi. Sekejap kita seperti dulu, tak saling kenal. Apa alasannya? Aku juga tidak tau alasan dia menjauh. Aku pernah menyapa dia duluan, "Rida berubah" kataku di sms , "berubah apanya" dengan enaknya dia menjawab seperti itu, menjawab seperti tanpa beban, seperti tak ada apa-apa, "engga:D" jawabku, "ehh ga bener" jawab nya polos. Hati ini bagaikan gelas yang terjatuh dari atas meja. Pecah, remuk, tak utuh, sakit. Dari sana aku berpikir, aku harus melupakan rida si pria tampan yang celananya sobek di lutut. Mungkin memang tidak mudah, tapi bagaimana lagi, 4 minggu aku sudah mencoba memperbaiki, sudah sering minta maaf karna perlakuan ibu pada rida, dia memang memaafkan ku, tapi dia tak seperti dulu, intinya rida tak ingin berjuang lagi untukku. Lagi pula untuk apa mungkin berjuang untukku, di luar sana banyak yang lebih pantas rida perjuangkan di bandingkan dengan ku. Haha tak peduli dia mau menjauhiku atau berbeda kepadaku. Tak peduli pula apapun alasan dia menjauh dariku, aku tak akan menjauhinya. Aku hanya akan menghentikan perasaanku saja. Kita bisa berteman, kita pasti bisa berteman. :)


Perasaan harus hilang. Bagaimana pun caranya aku akan membuat perasaan itu hilang. Jangan khawatir aku tidak akan terlalu mengganggumu. Kita berteman oke?:)

Kamis, 05 Februari 2015

Jilbab dan celana sobek dilutut III

Dia terlihat bahagia sekali bersama mereka, berbincang dengan asyiknya. Penampilan mereka sangat berbeda jauh dengan ku, aku melihat ke bawah, memperhatikan penampilan ku seperti apa, hanya memakai sepatu kets, celana katun longgar warna cream dengan atasan kemeja rompi hitam berpolet bunga, dan jilbab polos berwarna cream menutupi sampai ke dada. Lalu aku tersenyum sendiri, haha apa aku bodoh? Mana mau mereka berteman dengan ku, yang berpenampilan seperti ini. Bodoh nya aku kenapa aku mau diajak kesini, ketempat yang tak seharusnya aku ada disini. Ini seperti menjatuhkan diri sendiri. Mereka memperhatikanku lalu tertawa, memperhatikan lalu tertawa lagi, bukan hanya satu atau dua orang yang seperti itu, mungkin puluhan orang juga ada, aku hanya bisa menunduk sambil melihat handphone ku mencoba tak mendengarkan cibiran dari mereka.
Dia masih asyik berbincang dengan teman-teman nya, seperti lupa, lupa kalau dia membawa seseorang. Hanya dibawa lalu asyik dengan yang lain. "Hey aku ada disini, kenapa aku tidak dikenalkan kepada teman-temanmu" batinku geram, ah aku pergi saja, dari pada disini, kataku.
"Rida itu baturan lain ajak kadieu ai maneh" terdengar suara perempuan, lalu aku menengok ke arah mereka, ku lihat dia menepuk kepala dengan telapak tangan nya seperti lupa akan sesuatu. Dia lalu menitipkan skateboard kepada perempuan tadi, lalu dia lari ke arahku. Aku segera berbalik ke depan, lalu aku kembali berjalan dengan cepat. "Isna!!" Teriak nya, aku terus berjalan dengan cepat, yang aku harap saat ini dia tak bisa mengejarku, aku malu.
Tapi sebuah tangan memegang tangan ku, menahan untuk pergi. "Isna mau kemana?" Kata nya dengan nafas yang tidak teratur.
"Aku malu" kataku dengan badan yg masih membelakanginya. Dia lalu membalikkan badanku, sekarang aku berada tepat didepannya, mata nya yang sayu menyejukan ku, kesal ku hilang hanya dengan matanya. Jantung ku berdetak sangat sangat cepat, ingin aku berlari menjauh darinya, tapi aku tak bisa bergerak, aku mematung karena matanya, mata dia sangat indah. Astagfirullah zina mata!!! Segera aku alihkan pandangan ku ke bibirnya, yang penting kan tidak zina mata hahaha pikirku.
"Maaf ya tadi rida keenakkan ngobrol sama temen, tadi kita lagi bahas lomba buat minggu" jelas nya padaku, "iya gak apa apa, santai rid" kataku, "yaudah, yuk gabung aku belum kenalin kamu ke mereka" kata nya sambil tersenyum.
" hey dari tadi kemana aja baru ngomong sekarang, dodol rida" batinku kesal

"kenalin, isna husna lathifah" kata dia dengan bangga memperkenalkan ku kepada teman-temannya
"Weissss" kata mereka sambil tersenyum senyum
"Haii" sapaku pada mereka, "assalamualaikum bu haji, cantik banget sih" salah satu teman rida menyapa ku seperti itu, "maneh.." kata rida dengan sedikit mengretak temannya, lalu rida tersenyum saja ke arahku seperti menyembunyikan sesuatu. Dia ini kenapa? Pikirku. "Halah cemburu siah!, isna kenalan dulu atuh" goda teman rida padaku.
"Engga gausah kenalan sama mereka, ga bener mereka mah" katanya. "Gak apa apa kali, nambah temen" kataku, aku langsung menghampiri mereka satu-persatu, bersalaman dan saling memperkenalkan diri. Ada 3 perempuan dan 5 laki-laki termasuk dengan rida. aku memang agak minder saat berkumpul bersama mereka, tapi mereka ternyata normal normal saja, baik, bisa menyesuaikan diri, asyik, dan membuat nyaman.

Arloji ku sudah menunjukan pukul 17.12, aku gelisah, aku terlalu asyik bersama mereka, bagaimana ini pulang terlalu sore nanti dimarahi ibu, aku malu untuk berbicara ke rida, tapi nanti aku dimarahi ibu, ah sudah aku harus berani "rid, kapan pulang?" kataku sambil sedikit senyum, mata dia membulat, mungkin dia lupa bahwa aku ini berbeda sedikit dengan mereka. "Astagfirullah iya, ayo cepet" dia pun mengambil kunci disakunya dan memasang kemotor vespa putih nya, aku pun menaiki motor itu, posisi duduk ku agak mundur kebelakang, menjaga jarak dengannya. "Pulang duluan yah" kata ku kepada mereka, "iya sok waalaikumsallam" canda mereka, "eh assalamualaikum" kata ku lagi, aku lupa mengucapkan itu pada mereka.
Dia menancap gas, laju motor ini tiba tiba cepat, aku yang duduk agak mundur, merasa hampir jatuh. "Pelan-pelan" kataku, "gak bisa, nanti kamu dimarahi ibu" katanya "gak apa apa ga akan dimarahi kok" aku berbohong. "Nanti aku mampir dulu kerumah minta maaf sama ibu" tegas dia. "Gak, gak usah rid, ibu gak akan marah ko". Dia tak menjawab, dia malah menancap gas kembali, spontan aku memegang jaket nya. "Pegangan, nanti jatuh" katanya sambil sedikit menengok ke arah ku, "em" dengan ragu aku memegang erat jaket nya saja.
Kurang lebih sekitar 30 mnt kami pun sampai. "Udah ga usah minta maaf ke ibu, kamu gasalah" kataku sambil tersenyum kepadanya, "aku kerumah ya, makasih buat hari ini" kataku lagi padanya, dia hanya diam, memandangi ku sambil tersenyum, ku buka pagar rumah ku dan aku pun berjalan masuk ke rumah, ku ketuk pintu rumah ku.
"Assalamualaikum, buuu isna pulaang"
Pintu rumah pun terbuka
"BAGUS YA, JAM SEGINI BARU PULANG!" Aku terhontak kaget, ibu ku berteriak seperti itu.
"Maaf tante isna jadi pulang telat, dari jam 4 isna sudah minta pulang, tapi saya terlalu asyik bermain skateboard, maaf tante maaf" terdengar suara laki-laki yang ku kenal, lalu aku menengok ke sisi kananku "rida!!" Kata ku, rida hanya menengok saja, raut wajahnya khawatir. "Engga bu dia bohong, isna emang terlalu asyik tadi mainnya" kataku meyakinkan ibu, "engga tante saya yang salah lupa waktu" kata rida, "ibu gak mau denger, sekarang isna sini! Masuk!!, dan rida, cepat pulang, ibu rida pasti khawatir" tegas ibuku. "Tapi tan...."
Gubrakk pintu rumah ditutup ibu, belum selesai aku mendengar apa yang akan dia bicarakan pada ibu. Pintu sudah mengahalangi. "MASUK KAMAR!"ibu berteriak lagi padaku
"Ibu seharusnya ga gitu sama rida, rida baik ibuuu"kataku
"Rida gak baik buat kamu, jangan main sama rida lagi" lalu ibu meninggalkan ku. Pipiku basah, aku menangis. Pikir saja, aku tidak boleh main lagi dengan rida, entah apa ini, tapi saat mendengar ibu berbicara seperti itu, terasa sesak di dada. Setau ku aku tidak mempunyai penyakit asma, rasa ini berbeda. Ini menyakitkan.

Rida maafin ibu aku, maafin aku yah rida, ah ibu kenapa tidak boleh lagi bermain dengan rida, tadi aku sangat senang saat bersama dia dan teman baru ku bu, ibuuu dia baik ibuuu. Kami sudah dekat selama 5 bulan ibuu, harusnya ibu mengerti, harusnya ibu mengerti. Air mataku pun terjatuh lagi.

Rabu, 04 Februari 2015

Pemegang baru.

Aku terlalu egois, dia telah mengatakan ingin lepas. Tapi aku malah terus menggenggam nya. Mungkin dia benci padaku, mungkin dia muak padaku, karna tak mau melepaskan. Padahal dia melihat pemegang yang lebih indah, lebih cantik, lebih menawan.
Suatu ketika, aku memandang nya tapi dia tak pernah memandang ku kembali. Dia sangat serius pada satu arah. Ku lihat ke arah itu, tak ada siapa-siapa hanya ada pohon rindang yg sejuk dan di temani sekumpulan bunga tulip yang indah. Ada siapa disana pikirku, saat ku lihat kembali, hey disana ada seseorang, wah dia sangat cantik. Aku saja terpesona. Tapi dia tak menggenggam apapun. Dia sendirian. Ku lihat kembali kepada benda yang ku genggam, dia masih serius melihat ke arah itu. Sekilas ku berpikir, dan aku pun mengerti. Perlahan ku lepaskan genggamanku. Warnanya yang kelabu berubah menjadi merah jambu. Oh lihat dia terbang sangat bebas. Bebas menuju arah yang dia tuju. Apa yang aku lakukan? Satu saja yang harus aku lakukan. Melupakan.

Selamat jalan, hati-hati, takutnya pecah disana. Aku harap tidak:)

Jumat, 30 Januari 2015

Jilbab dan celana sobek di lutut II

"Daaaah,waalaikumsallam" kataku pelan, aku menutup telpon ku, aku sangat waswas, takut ibu dengar aku sedang berbincang dengan laki-laki di telpon, untung ibu sudah tidur. "Astagfirullah, pr belum beres" aku kaget, aku terlalu keenakan berbincang-bincang dengan rida . Ah sial mana sudah jam 10 malam, dengan segera aku mengerjakan tugas sekolahku yang belum selesai, aku terkadang senyum-senyum sendiri mengingat pembicaraan tadi di telpon dengan rida , aku seperti sudah gila olehnya, astagfirullah hahahaha. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Aku kaget ku pikir hantu, eh ternyata ibu. "Isna kenapa belum tidur, besok kan sekolah"kata ibu ku dengan nada suara yg mengantuk, lalu aku tersenyum senang pada ibu "tugas ku belum beress ibuuu" jawab ku, ibu menatap ku dengan heran. Mungkin ibu merasa aneh dengan tingkah ku hahaha biarlah. "Ya sudah jangan lupa gosok gigi". "Siaaaaapp buu" kataku semangat sambil mengangkat tangan hormat kepada ibu, aduh sekonyol itukah sikapku. Ibu pun menutup kembali pintu kamarku. "Haah lega" kata ku sambil mengusap dada dan sedikit tertawa, ya aku baru pertama kali di telepon oleh seorang Laki-laki, bagaimana tak senang? Ini perdana. Ini pengalaman pertamaku. "Ya allah aku ga salah kan kalau kaya gini" kataku dalam hati. "engga engga salah" kataku lagi, senyumku mengembang, pipiku terasa panas, jika aku melihat ke kaca pasti sudah memerah merona. Ah aku gila.
Handphoneku berbunyi disana tertulis ada satu pesan, kubuka pesan nya,

jangan tidur terlalu larut, selamat malam:)

aku makin meleleh, aku makin senang, terimakasih ya allah.
"Iya rid, selamat malam:)" jawab ku.
Aku segera membereskan tugas ku lagi, aku harus segera tidur, dia telah menyuruhku tidur. Hahaha aku sungguh gila.
Sedikit terlintas dalam pikiranku, bagaimana aku bisa dekat dengan rida, rida sosok laki-laki tampan, yang suka bermain skateboard, yang suka dengan musik keras, yang berhenti sekolah, yang suka memakai topi, yang celananya sobek dilutut,  yang mungkin pandangan orang-orang dia nakal, ku pikir juga dia nakal, tapi tak kusangka, dia sama sekali tidak nakal, dia bisa menyesuaikan diri saat bersama orang tua dan teman itu berbeda jauh, dia punya dua sisi yang menarik, dan bagiku spesial. Ku pikir aku beruntung, sangat beruntung telah mengenalnya:)