Jumat, 30 Januari 2015

Jilbab dan celana sobek di lutut II

"Daaaah,waalaikumsallam" kataku pelan, aku menutup telpon ku, aku sangat waswas, takut ibu dengar aku sedang berbincang dengan laki-laki di telpon, untung ibu sudah tidur. "Astagfirullah, pr belum beres" aku kaget, aku terlalu keenakan berbincang-bincang dengan rida . Ah sial mana sudah jam 10 malam, dengan segera aku mengerjakan tugas sekolahku yang belum selesai, aku terkadang senyum-senyum sendiri mengingat pembicaraan tadi di telpon dengan rida , aku seperti sudah gila olehnya, astagfirullah hahahaha. Tiba-tiba pintu kamarku terbuka. Aku kaget ku pikir hantu, eh ternyata ibu. "Isna kenapa belum tidur, besok kan sekolah"kata ibu ku dengan nada suara yg mengantuk, lalu aku tersenyum senang pada ibu "tugas ku belum beress ibuuu" jawab ku, ibu menatap ku dengan heran. Mungkin ibu merasa aneh dengan tingkah ku hahaha biarlah. "Ya sudah jangan lupa gosok gigi". "Siaaaaapp buu" kataku semangat sambil mengangkat tangan hormat kepada ibu, aduh sekonyol itukah sikapku. Ibu pun menutup kembali pintu kamarku. "Haah lega" kata ku sambil mengusap dada dan sedikit tertawa, ya aku baru pertama kali di telepon oleh seorang Laki-laki, bagaimana tak senang? Ini perdana. Ini pengalaman pertamaku. "Ya allah aku ga salah kan kalau kaya gini" kataku dalam hati. "engga engga salah" kataku lagi, senyumku mengembang, pipiku terasa panas, jika aku melihat ke kaca pasti sudah memerah merona. Ah aku gila.
Handphoneku berbunyi disana tertulis ada satu pesan, kubuka pesan nya,

jangan tidur terlalu larut, selamat malam:)

aku makin meleleh, aku makin senang, terimakasih ya allah.
"Iya rid, selamat malam:)" jawab ku.
Aku segera membereskan tugas ku lagi, aku harus segera tidur, dia telah menyuruhku tidur. Hahaha aku sungguh gila.
Sedikit terlintas dalam pikiranku, bagaimana aku bisa dekat dengan rida, rida sosok laki-laki tampan, yang suka bermain skateboard, yang suka dengan musik keras, yang berhenti sekolah, yang suka memakai topi, yang celananya sobek dilutut,  yang mungkin pandangan orang-orang dia nakal, ku pikir juga dia nakal, tapi tak kusangka, dia sama sekali tidak nakal, dia bisa menyesuaikan diri saat bersama orang tua dan teman itu berbeda jauh, dia punya dua sisi yang menarik, dan bagiku spesial. Ku pikir aku beruntung, sangat beruntung telah mengenalnya:)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar