Senin, 01 Juni 2015

Nama sederhana III

PENGGEMAR NYA

Kamu tampan? Siapa bilang? Kenapa mereka selalu memanggil mu tampan!, kamu manis? Siapa bilang? Kenapa mereka selalu memanggil mu Si manis. Aku gak suka mereka Idan.

Kamu jika jadi aku pasti akan mengatakan itu semua, padahal memang jelas dia tampan, memang jelas dia manis. Tapi karena yaa kamu tau lah kecemburuan semua yang dikatakan akan berbalik. Aku tidak tau mengapa dia se-terkenal itu, banyak sekali teman nya, kalau kawan laki-laki tentu aku memaklumi, tapi ini, dia seakan mempunyai Asrama putri, banyak perempuan yang mendekatinya! Aaaa norak lo semua!.

Suatu ketika di tahun 2014 kalau ga salah awal Maret, ada acara musik indie lagi dan aku datang, tak sendiri, aku bersama Idan, tidak berdua juga sih, Riri tentu ikut, ada juga Cika, Tohir, Kitok, Putri, Adit, Kiki, Ahmad, tapi Galih tidak ikut gatau kenapa aku lupa hehe. Dan percaya gak? Aku kesana pakai jilbab!! Aku seperti biasa memakai celana jeans perempuan tapi ada sobek-sobek di sekitar mata kaki, dan aku pakai sepatu Vans authentic kesayanganku, aku memakai kaos hitam, dan aku pakai kemeja gombrang kotak-kotak milik Idan, katanya biar gak terlalu ketat. Em Idan. Dan ku pakai jilbab warna hitam, aku juga pakai topi ku, tetap aku pakai dengan digunakan ke arah belakang yaa seperti Idan. Teman-teman ku yang lain awalnya menertawakan ku, tapi Ruri dan Idan membela ku tetap memujiku. Sebelum pergi Idan bilang : "kalau kamu pergi kesana karena suka musik nya, pergi aja jangan malu sama jilbab, ga ngaruh, aku tetap mengagumimu" Meleleh...hehe dan alhasil aku pergi kesana, toh aku suka musiknya, dan ada band indie favorite ku yang datang hihihi.

Saat kami baru sampai disana, acara belum mulai tapi sudah banyak orang yang menunggu, ada sekelompok cewe-cewe cabe! Eh astagfirullah. Aku ulang deh, ada sekelompok cewe-cewe pada cantik, kece dilihat dari tampilan nya sih mereka kayak baru pertama kali ke acara seperti ini, ada satu orang diantara kelompok mereka heboh banget saat kami datang, bukan heboh melihat kami tapi melihat Idan!!.

"Ka Idaaaaannn!!!" Teriak perempuan itu dari jauh sambil melambaikan tangan
Ku lihat Idan mencari sumber suara lalu dia tersenyum saat melihat perempuan yang memanggil itu. Hah! Senyum! Kampret!
Perempuan tadi dan 2 orang teman nya menghampiri Idan
"Eh de kesini gening" kata Idan ramah
"Iya ka da demi kaka ini teh hahaha" begitu katanya sambil cekikikan dengan kedua teman nya
"Eh hehe, ya udh sok havefun ya" kata Idan yang masih saja ramah
"Iya ka, foto bareng yu kak" kata perempuan tadi dengan raut wajah memohon

So imut!

"Iya boleh deh" kata Idan
Aaaaarrrghh aku kesal sungguh. Apaan sih kaya artis aja! Aku pun menghindari Idan dan lebih mendekat kepada Ruri

"Maneh cemburunya, hahaha"Ruri malah bilang gitu
"Naon henteu hih!" Kataku sambil terus melihat tingkah mereka. Hihhh!
Aku akan deskripsikan Idan itu seperti apa, dia tinggi, agak putih dan juga manis, dia punya kumis tipis dan senyum manis, hidung dia mancung, rambut dia hitam sederhana, dia selalu pakai anting hitam di telinga kirinya, dia saat itu memakai kaos gombrang hitam polos, dan celana selutut, dia juga memakai sepatu kets All star yang panjang terlihat sudah kotor, apa dia ga nyuci gitu hemm, dan untuk bagian atas dia memakai topi dipakai kebelakang. Apa bagus nya dia coba? Ga ganteng kan biasa aja? Kenapa harus ada yang menggemari dia! Dari ketiga cewe tadi mereka gantian dong foto nya, jadi tiga-tiga nya tuh dapet foto sama Idan!. Aku aja belum pernah hih!. Penggemar Idan bukan hanya mereka, di Facebook banyak banget! Ada namanya kalau ga salah Poppy dia selalu mengomentari apapun yang di posting oleh Idan, ngeri kan? Kenapa aku tau? Ya kamu juga tau lah alasannya. Banyak banget yang mengagumi nya, bahkan ada cewe yg gombalin dia mulu. Astagfirullah.

Idan, aku tau kamu bukan kekasihku, tapi tolong biarkan hanya aku saja yang mengagumimu, seperti katamu, kamu saja yang hanya mengagumiku, apa tidak bisa?

Kak Nawa Adeeva Shakila

kak nawa, dia cantik, amat cantik, memiliki hidung tidak pesek tidak mancung juga tapi cukup, dia lucu, wajah dia baby face sungguh. Padahal dia lebih tua satu tahun dari ku, dia di jilbab dari kecil, dia belum pernah pacaran, dia pintar, sopan dan santun, dia seorang Qori, suara dia sangat indah, apa lagi saat melantunkan ayat suci al-quran. Subhanallah, tapi dia pernah menyakiti hatiku, tidak!tidak! Bukan menyakiti, mungkin hanya hati ku saja yang iri. Dia pemalu, jarang dekat dengan laki-laki, kecuali Idan. Iya Idan. Aku tau semua itu juga dari Idan.

"Ohya??!!" Kataku kaget
"Heeh feb bener, da maneh na sering nyarita si eta ker basa itu mah, ayena mah tara sih" kata Ruri sambil ngopi martabak telor buatan ibuku
Di hari libur sekolah Ruri menyempatkan untuk bermain di rumah ku.
"Cantik?dikerudung?" Tanyaku
"Pisan!, heeh di kerudung, urang sering nempo da deket imah sih, harepeun si Idan imah na ge"jawab Ruri
Aku hanya diam. Mendengar Ruri menjawab seperti itu, jujur saja aku bagaikan bunga mawar yang layu.

"Maneh bener ningali si Idan jeng si teh nawa?"tanya Ruri lagi
Aku hanya mengangguk. Berdasarkan ciri-cirinya, perempuan itu sama seperti yang di jelaskan oleh Ruri, kata Ruri, Idan menyukai perempuan itu, Idan sering menceritakan "kak nawa" kepada Ruri, tentang senyum nya tentang suara indah nya, tentang anggun nya, tentang tutur kata nya, banyak banget yg di ceritakan Idan kata Ruri, tapi akhir akhir ini Idan gak cerita lagi, karna menurut Ruri dia jadi sering bersamaku, disini aku senang tapi aku bingung sebenarnya dia menyukai siapa? Dia dekat denganku tapi kemaren aku lihat Idan bersama kak nawa aaaaaaaaa aku minder Idan, lihat dia cantik, sholehah, cocok untuk mu. Aku apa? Perempuan berandal yang baru saja memperbaiki diri. Tak pantas.

"Tanya weh ka si idan, nu sebenerna" kata Ruri
"Embung era, saha urang" kataku
"Ke atuh ku urang wang tanyakeun"
"Entong ih, ges baelah"
"Ah siah galau hahaha" kata Ruri sambil sedikit mendorong pundaku
"Hoream teuing hahaha"

Di malam harinya Idan memang kadang suka menyempatkan menelpon ku, dan sekarang aku sedang mengobrol dengan nya, dari awal dia telepon, rasanya kaya badmood aja. Gatau kenapa. Ya pengen aja kali.

"Bi"katanya
"Em?
"Ga kangen?"
"Kangen siapa?"
"su'eb"
Biasanya aku suka tertawa tapi sumpah ga mood
"Hehehaha" kataku dengan tawa yg tak enak di dengar
"Ketawa?"
"Bukan" jawab ku datar
"Bi kenapa?"
"Jangan panggil bi" kataku ah aku saat itu sangat kecewa sama Idan
"Feby kenapa?" Ulang nya
"Aku ngantuk"
"Ya udah sok kulem" katanya santai
Tanpa menjawab aku langsung menutup telpon nya, Idan ngapain kamu bonceng ka nawa, senyum-senyum lagi sama dia, kamu galiat ada aku di daerah situ? Asyik ya? Iya orang dia cantik!

Esok harinya seperti biasa aku sekolah, pulang sekolah, makan, nonton tv, dengerin musik, dan malam ini Idan sama sekali ga kerumah tumben, biasanya dia kalau ga kerumah bilang, walaupun ga secara langsung"bi aku gak kerumah skrg" bukan!, bukan seperti itu dia selalu memberi kabar dengan cara lain
"Bi sini bantu aku"
"Aku lagi momotoran da bi, kaya terong, eh engga ketang"
"Bi mau ikut?"
"Bi sini ikut kumpul"
dia pasti seengganya kasih kabar kaya gitu, tapi sekarang? Ga ada sama sekali. Eh tunggu aku emang siapa hee, paling dia sama kak nawa yaudahlah.

Sekitar pukul 9.15 malam ada yang mengetuk pintu kamarku.
"Toktok"
"Feb.."suara kakak ku
Aku pun membuka pintu kamar
"Ada Idan lho mau ngobrol ga?"
Idan ternyata kerumah
Hatiku berkata "iya" tapi mulutku malah berkata "ga ah lagi cape"
"Serius??dia lagi nanya soal vespa ke kakak lho" kata kaka ku lagi
"Ga kangen Idan?"tanya kaka ku sambil senyum menggodaku
Aku masih tidak menjawab
"Itukan temen kamu kasian" dan akhirnya kaka ku bilang kaya gitu
"Yaudah ayo kesana deh"kataku yang akhirnya mau
"Sok feby duluan, kaka disuruh ibu dulu"
"Ihhh"aku tau itu hanya alasan kakaku saja haha.

Akupun pergi menemui Idan yang ada di halaman rumahku, tanpa harus kekamar mandi dulu,cuci muka, tampil cantik, ga perlu! Males!
Terlihat pintu rumah ku terbuka lebar, angin malam sudah terasa, dan disana ada Idan sedang duduk aja, liat apaya? Gatau mata mata dia, mana aku tau. "Kok dingin banget" itu aja sih pikiran pada saat itu, saat aku pegang rambutku, astagfirullah! Aku belum pakai kerudung aaaaa, langsung aku lari, kembali lagi ke kamar, gila untung aja belum ketemu Idan.

sesudah di kerudung, aku pun menghampiri Idan, dia masih duduk santai saja.
"Lagi ngobrol sama rumput?"kataku
Idan pun menengok ke arahku lalu dia pun berdiri. Hey Idan kamu manis banget kayak udah lama ga ketemu. Ah alay. Tapi sungguh kamu coba deh jadi aku liat dia, liat Idan yang memaki celana hitam selutut, kaos oblong warna abu muda, dan sepatu kets, tentu ada anting hitam di telinga kirinya, rambut hitam sederhana terlihat jelas tanpa topi. Kamu harus lihat.

"Lagi latihan ngobrol itu teh"kata Idan sambil tersenyum kepadaku

Tolong jangan senyum Idan emm

"Buat?"tanyaku sambil menghampirinya dan duduk di teras
"Buat ngobrol sama feby"kata nya sambil ikut duduk di samping ku tapi agak ada jarak sih
"buat ngobrol sama teh nawa"kataku polos
"Dimotor....berdua.."kataku lagi
"Oh itu kemaren" jawab nya santai
"Kamu suka dia?"tanya ku tanpa melihat wajahnya
"Suka" jawabnya polos

Damn! Sakit bro sakit

"Dia... gimana orangnya?" Kataku pelan, entah kenapa suara ku tiba-tiba pelan
"Cantik..., berjilbab.., terus sering ngajar ngaji, baik, lemah lembut.., suaranya bagus, cinta banget sama Allah.." katanya

Aku sudah tau Idan..

"Udah.. berapa.. lama suka?" Kataku, suara ku agak bergetar. Jangan nangis!
"Dari smp"katanya
"Ohh yaudah" kataku
Dia hanya diam..
"Sok ngobrol lg sama kaka, aku mau tidur" kataku yang hendak pergi
"Bi.."katanya
Aku terus berjalan menghiraukan dia,
"Bi!!"katanya sedikit lebih keras
Jalan ku terhenti, aku tak mau menengok. Aku malu. Jangan sampai Idan melihat air mataku.cengeng.
"Kamu cemburu?"
Aku diam
"Kamu sayang aku?"tanyanya lagi
Aku tetap diam
"Kirain,, kamu sayang Allah" katanya
Deug! Disini aku sedikit kaget.
Idan....
Aku pun berbalik dan melihatnya, dia tersenyum.
"Tolong bi, aku ingin kamu mencintai-Nya, bukan aku" katanya dengan suara lembut.
Aku mengerti kali ini. Dan saat Idan mengatakan itu spontan aku menangis, air mataku keluar, merasa bersalah kepada Allah, kenapa aku harus terlalu berlebihan menyayangi Idan.
Aku terus menunduk dan menghapus air mataku. Idan menghampiri ku, dia diam, tak memeluku, tak menghapus air mataku.
Aku yang menyadari ada Idan di depan ku, aku pun menanggah melihat Idan, Idan tersenyum,
"Geleuh cerik" katanya sambil senyum nampak giginya.
Aku sedikit tertawa, tapi masih ada bumbu tangisan.emm. segera ku hapus air mataku, dan aku tersenyum tegar pada Idan.
"Subhanallah"kata Idan polos
Aku tertawa kecil dan sedikit memukul lengan nya.
"Dia suka bantu ngajar ngaji di rumah bi" katanya tiba-tiba
Aku diam
"Idan cuman kagum sama teh nawa"katanya lagi
"Bukan nya kamu juga kagum ke feby"kataku dengan suara yang masih sedu
"Beda"katanya
"Beda gimana?"tanyaku
"Idan yang tau, sama yang di atas"katanya sambil tersenyum lagi

Idan senyuman mu maut!

Aku pun hanya tersenyum, ah terserah dia lah, aku ga akan curiga tentang kak nawa lagi ga penting. Jodoh akan selalu kembali walaupun pernah berpergian.

"Idan janji ga akan suka sama feby"katanya tiba tiba
Aku melongo
"Idan janji ga akan kagum sama feby"katanya lagi
"Idan janji ga akan sayang sama feby"
"Idan janji ga akan ketemu feby lagi"
Aku hanya diam, aku harus bilang apa? Mau protes? Ga perlu, biarin aja dia punya caranya sendiri untuk ku.
"Idan juga janji, bakal ingkar sama janji idan ke feby"
Aaaaaaa ya kan?? dia selalu punya cara untuk membuat ku senang!!.
"Ihhahahaha"aku tertawa sambil sedikit malu
"Sekarang giliran feby yang janji, kita kan lagi maen ijab kabul"katanya polos
"Ihh"kataku sambil tersenyum, aku berpikir sebentar,  janji apa ya, emm aku tak bisa seperti Idan, penuh kejutan.

"Feby janji bakal suka sama Idan"kataku
Idan tersenyum sambil menaikkan alis nya seakan tak percaya
"Feby janji bakal terus kagum sama Idan"kataku lagi
"Feby janji bakal sayang Idan"
"Feby janji bakal terus mau kalau ketemu Idan"
Idan masih tersenyum, diam menunggu kata selanjutnya.
"Dan feby juga janji, feby gak bakal bohong sama janji feby buat Idan"
"Edaaaan bisaan janjina"kata Idan dengan senyum senang
"Hahahahahaha"
"Jangan terlalu suka Idan..."katanya
Aku hanya mengangguk
Idan pun mengusap kepala ku lembut..
"Janji?"kata nya sambil menunjukan jari kelingkingnya
"Janji!" Kataku, ku sambut jari kelingkinya dengan jari kelingking ku, kami pun tersenyum lalu tak lama tertawa..bersama.

Dia lah Idan, perantara untuk merubah ku menjadi yang seharusnya, kamu sekarang mengenalnya, terimakasih kamu sudah mau mengenalnya. Semoga kamu senang seperti aku hihi, di dunia ku ada Idan, aku yakin di dunia mu juga pasti akan ada Idan. Percayalah Idan akan datang kepadamu, walaupun kamu tak nakal seperti ku.

Tamat.
Terimakasih sudah membaca:D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar