Selasa, 31 Maret 2015

Gofur

"Fur gimana nilai-nilai UAS kemaren?"kata ibuku sambil menyimpan sayur ke piring gofur
"Makasih tan, nilai gofur aman tante, gofur mah cerdas"jawab gofur sambil tertawa
"Huu tetep aja fika yang paling bagus bu, gofur mah lewaatt"kataku
"Heh yg phentingg kan ghue ccerdassh,nilai ga begithhu penting fik" katanya sambil manyun-manyun, artikulasi nya tidak jelas karna mulut nya masih penuh makanan, terkadang memang gofur sangat lucu bagaikan anak kecil yang siap dicubit hihi.
"Ngomong apa fur?,makan aja lu"jawabku sambil tertawa
Gofur hanya menggerutu gak jelas sambil manyun-manyun. Ibu yang melihat tingkah kami, hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.

Seperti biasa kalau gofur kerumah ku, kami selalu nokrong di taman belakang rumah, ayah membuatkan tempat ini untuk kami, karna kami selalu bersama-sama, jadi ayah buatkan tempat khusus untuk ku dan gofur. Bersama. Berdua saja. Kami selalu bersama-sama dari SMP sampai sekarang yang sebentar lagi mau lulus SMA, sudah banyak kenangan yg terjadi di taman ini. Mulai dari candaan, tawa, marahan, berimajinasi. Yaa seperti ituah kira-kira tak tau sampai kapan akan selalu bersama, tapi aku tau ada saat nya dimana nanti ada yg melarang dia untuk tak terlalu sering bermain denganku. Dan entah kenapa aku tak mau itu terjadi. Jangan.

"Fik, cewe tuh seneng nya di gimanain sih?"tanya gofur padaku
"Disayang" jawabku acuh
"Yeeh gue serius fik, gue lagi mau pdkt sama cewe nih" katanya
Aku terdiam sejenak, aku memang paling tidak suka jika gofur membicarakan perempuan lain, bertanya-tanya padaku harus bagaimana, aku tidak suka jika gofur memberikan perhatian lebih pada perempuan lain. Entah kenapa.
"Cewe tuh seneng nya di perhatiin, di jaga, di hormati, dilindungi, gaperlu ngasih apa apa juga cewe mah udh seneng, intinya sih sayang" kataku
"Oh gitu.."kata gofur sambil mengangguk-angguk
"Lo gebet siapa lagi?gebet aja terus tau tau ga jadi"kataku
"Yeeh lo mah bahas yg dulu mulu, ada pokonya lah temen sekelas gue"jawabnya
"yeelah temen sekelas? Gampang kali sekarang aja bisa jadian"kataku
"Serius lu? Gue malu fik"jawab gofur
"Dengerin ya gofur, dia pasti udh tau keseharian lo gimana, gampang juga buat cewe itu untuk nerima atau nolak, kalau lo baik cewe itu bisa aja langsung nerima, kalau lo bajingan sih mana gue tau" jawabku
"Gua ga bajingan fikaa"kata gofur sambil mencubit pipiku gemas
"Hihh" aku melepaskan tangan nya dari pipiku. "Yaudah berarti lo kemungkinan di tolak, eh di terima"candaku sambil memakan cemilan buatan ibu
"Huuuuuuu" katanya sambil mengacak-ngacak rambut ku. "Ihhh" aku membalas mengacak-ngacak rambutnya, lalu kami pun tertawa bersama.
"gue balik dulu deh"katanya sambil minum kembali segelas lemon tea yg tadi aku buatkan. "Bye" katanya sambil pergi, aku mengikutinya sampai ke pintu rumah, "aduh ga perlu dianterin fika cantik makasih" katanya GR
"Em" aku hanya menjawab seperti itu, dia pelupa benar benar pelupa-_
Gofur menaiki si abu, motor bebek jadulnya dan memakai helm, lalu dia meraba-raba saku celananya. Raut wajahnya terlihat bingung, aku lalu menghampirinya.
"Tok" ku getok helm gofur
"Nih aki-aki dasar"ku berikan kunci motornya.
"Hehe" gofur pun mengambil kunci ditanganku
"Nyengir lu"kataku
"Makasih say gue balik yah muahh"katanya sambil tertawa
Degdegdegdegdeg, jantung ku berdetak lebih cepat, say? Kataku dalam hati, pipiku terasa panas, senyum ku mengembang, aku masuk kerumah sambil senyum-senyum sendiri, please gue gak mau jadi orang gila baru.

"Mungkin kau takkan pernah tau betapa mudah nya kau untuk dikagumi..."
"Tok tok tok" suara ketukan pintu menghentikan ku yang sedang bernyanyi-nyanyi dikamar.
"tok tok tok"
"Fikaa itu ada gofur"teriak ibu ku di balik pintu
Hah? Ngapain si gofur kerumah jam 9 malem gini sarap tu orang
Kata ku dalam hati, aku pun membuka pintu kamar
"Tuh diluar" kata ibu ku
Aku pun segera pergi ke luar
Ku lihat gofur yang masih memakai helm, dan memakai kaos oblong warna navy dan celana chino hitam selutut, serta sepatu kets warna hitam. Simple. Tampan.
"Fika" kata nya sambil tersenyum
"Lu ngapain kesini malem malem, cepet masuk dulu kerumah" kata ku berteriak di pintu
Dia malah terdiam dan tetap tersenyum, aku bingung ada apa ini? Aku pun menghampirinya.
"Kenapa?" Kataku
Tiba-tiba gofur memelukku, mataku membulat, kaget, senang, aku di peluk gofur.
"Gue jadian fika"kata nya dengan nada suara senang.
Rasa senang ku seketika berubah menjadi rasa yg tak ku mengerti. Rasa sesak. ingin sekali aku berteriak.
Aku segera melepaskan pelukan gofur, "ohya??,tuhkan berarti lo baik" kataku dengan suara parau dan air, ada air di pipiku, hey apa ini? Aku menangis?
"Lo nangis?" Kata gofur
"Nangis? Ohya?mungkin gue seneng fur" kataku sambil menghapus air yang ada di pipi
Gofur kembali memelukku, air itu keluar lagi tak bisa di bendung. Kenapa harus menangis fika?.

gofur gue bakal kehilangan lo.

Gofur melepaskan pelukannya. "Lo bener fik dia nerima gue, udah jangan nangis, kok nangis sih, cengeng" kata gofur sambil mengusap pipiku yg basah
Aku memukul lengannya pelan, "gue gak nangis fur, gue seneng aja, akhirnya lo bisa dapetin cewe yg lo mau"kataku dengan nada suara yg masih parau
"Iya iya, besok kan minggu, gue mau traktir lo deh kue balok yu" katanya
Aku hanya mengangguk dan tertunduk. Gofur lalu mengusap kepalaku dan memelukku kembali.
Ku biarkan dia memelukku, rasa nya ada yg mengganjal. Seperti akan ada rasa kehilangan, kecemburuan, perpisahan.

Gofur sahabatku, sepertinya aku menyukaimu.

Sabtu, 07 Maret 2015

(Epilog) Jilbab dan celana sobek di lutut

Sudah tak terhitung berapa hari aku tak bertemu dengan nya, tak terhitung berapa minggu aku tak bercakap dengan nya, mungkin berbulan-bulan, aku mencoba terbiasa dengan semua ini. Tapi sungguh tak bisa, gemuruh sang rindu selalu ada. Tak bisa di pungkiri. Mungkin sekarang aku bisa lebih tegar dari sebelum nya kejadian itu mengakhiri semuannya, mengapa sesulit ini, padahal itu hal sepele. Ku kira ibu mengerti ternyata tidak.

"Na sekarang gimana kamu sama dia?" Tanya teman ku
Akupun tersenyum lalu menunduk dan tetap berjalan.
"udahlah" kata ku sambil kembali melihat kedepan.
Ya kami sedang berjalan pulang ke rumah masing masing. Ini hari sabtu jadwal kami pulang tanpa kendaraan,
"Gak pernah lagi ketemu dia?" Aku tak menjawab aku hanya diam, jujur saja jika membicarakannya. Tiba tiba rasa itu datang lagi. Rasa sakit.
"Suka kontekan ga?"tanya teman ku kembali
Aku menarik napas panjang lalu menghembuskannya. "Engga cacaa cantikk, ga pernah lagiii dan ga akan pernah lagi" kataku dengan senyum dipaksakan
"Kok jadi gini sihhhh aku kira kalian udah baik-baik aja"kata teman ku
"Hahahaha engga ca" jawab ku
"Aaaaaaa kok giniii sih, maaf na aku ga bisa bantu, problem nya kan sama ibu kamu, aku ga bisa bantu"
"Gapapa kali santai, udah terbiasa kok" kata ku sambil tersenyum
"Eh iya ga ada pr kan tadi?" Aku mencoba menghindari pembicaraan tentang rida lagi. "Haahh yang belum moveon mah gini nyoba nutup-nutuppin, kagak kagak ada"jawab teman ku dengan sedikit kesal
"Hahahaha bagus lah yee minggu bebas" kata ku sambil mengangkat tangan ku ke atas
"Halah so gembira" kata temen ku sambil menjulur lidah
"Biarin hih" ku balas dengan juluran lidah lagi, lalu kami pun tertawa bersama
Teman ku tiba-tiba merangkul ku dan berkata "isnaku yang cantik, baik hati, dan jarang nabung,dengerin dan percaya deh sama aku, aku jamin nanti kebahagian nyamperin kamu kok, sedih kamu bakal ke ganti!, kebahagiaan nunggu na" kata teman ku sambil mendongkak keatas melihat langit sore yg indah. Aku pun melihat langit sore itu "iya bener ca aku juga yakin" kami berdua pun tersenyum.

"Aku duluan yah daaah" kata teman ku sambil berbelok, kita beda blok, caca blok B aku blok D, ya dan sekarang mirisnya aku masih harus melewati blok C dulu hahaha semangat isna.
Sudah ku lewati blok C dan melewati satu rumah lagi aku akan sampai dirumah haah lelah. Tunggu motor vespa putih siapa?, kulihat sebuah motor vespa putih terparkir di depan rumah ku. Aku mempercepat jalan ku, ingin segera melihat plat nomor motor itu, memastikan motor siapa.
"Gak mungkin"aku segera berlari dan membuka pagar rumah ku. Saat ku buka, kulihat di halaman rumah ku ibu dan seorang laki-laki yang celananya sobek dilutut sedang berbincang. Dia Rida.
Aku terdiam mematung melihat mereka yang sedang asyik mengobrol. Ibu terlihat netral saja, tak marah. Ada apa ini? Untuk apa dia kesini.
Haru.
Entah kenapa air mata ku keluar saja. Aku lihat rida lagi. Sudah lama sekali, rindu ini terbalas Ya Rabb terimakasih. Aku segera menghapus air mata ku, aku menghampiri mereka.
"Assalamualaikum" aku mematung di depan mereka, tak percaya dia rida benar rida.
Mereka menengok dan tersenyum lalu menjawab "waalaikumsallam"
"Tante rida pamit pulang dulu, assalamualaikum" dia berdiri lalu mencium tangan ibuku "iyaa, hati-hati salam buat ibu kamu yang diceritain tadi ya" jawab ibu ku "siap tan" kata rida sambil tersenyum senang. Ada apa ini?
Rida melihat ku lumayan lama.kami saling menatap. Rindu hadir menggebu, jika boleh mungkin akan ku peluk dia. Ku lihat mata nya "sudah lama" batinku
"Isna aku pulang ya" kata rida sambil tersenyum,
"Eh iyaa" jawabku. Dia berjalan sambil membawa helm putih nya, pintu pagar di bukanya, lalu dia kembali melihat kami dan sedikit membungkukan badan. Pamit. Sungguh aku tak percaya ini bukan mimpi kan? Dia rida, Ya allah dia rida kan?, linang air mata tak terbendung. Aku mengusap kembali dan berbalik ke arah ibu. "Ibuu" kataku "iya isnaa?" Kata ibuku sambil tersenyum. Aku segera menghampiri ibu dan memeluk nya ku luapkan tangis haru ku. Entah apa ini entah perasaan apa yang aku rasakan yang jelas ini damai masalah ku seperti sirna. Walaupun aku tak tau apa yang mereka perbincangkan. Tapi sungguh aku senang. Terbayang kembali saat aku melihat rida dan ibu berbincang dengan asyik. Haru.
"Ibu ada apa ini" kata ku yang masih menangis dan masih di pelukan ibu. "Dia laki-laki yang baik isna"jawab ibuku "ibuuuuu" ku peluk ibu lagi sangat erat. Aku menangis sepuas-puasnya. Ibu kembali percaya padaku dan rida si laki-laki yang celana nya sobek dilutut. Dia hadir kembali.

"Terimakasih YaRabb sungguh kebahagiaan yang kau berikan begitu dahsyat. Maha besar, Maha kuasa Engkau YaRabb, Engkau Maha segalanya YaRabb. Alhamdulillah alhamdulillah" ku usap wajahku "aamiin" ku cium kembali lembut sajadah ini.

Pukul 20.45
"Tadi ngomongin apa sama ibu,:p" aku membalas bbm dari rida. Baru kali ini rida mengirim pesan lagi pada ku. Aku percaya ini akan membaik.
"Apa ya kepo huuuu :p"balas rida
"Yaelah, gatau sih tadi aku nangis cuman gara gara liat km." Jawabku jujur
"Serius?kangen banget ya?"balas rida
Kali ini aku harus balas jujur tanpa basa basi, aku gak mau dia pergi lagi.
"Iyaa:'" jawabku
"Sama, isna husna lathifah. Rida juga ({})" balas rida
Aku sedikit kaget, emoticons nyaaaaaaa dia pakai emot peluk-_-, kalau ketauan ibu kan bahaya hahaha
"Eit emot nya!" Kataku
"Ampun hehe ({})" balasnya
"Bilangin ibu lho.." kataku
"Jangaaaaaaaaaaaaaaaannnn iya engga lagi engga:)" balas rida

YaRabb benarkah ini? Aku rindu sekali candaan ini.

Tiba tiba rida mengirim VN (Voice Note)
Saat ku dengar..
pertama ku dengar petikan gitar. Aku tak tau apa yang akan dia nyanyikan, dari intro nya tak bisa ku tebak. Tiba-tiba suara gitar berhenti. Sebuah suara terdengar..

"Tersadar.. di dalam sepi ku.. setelah jauh melangkah" lalu suara gitar hadir kembali melengkapi suara rida.

Terimakasih cinta
Untuk segalanya
Kau berikan lagi kesempatan itu
Tak akan terulang lagi semua..
Kesalahanku
Yang pernah menyakitimu..

"Isna selamat datang lagi, maaf sebelumnya rida ga pernah kontek isna, maaf banget. Awalnya rida nyerah karna sikap ibu isna kaya gitu. Tapi nyatanya gatau rasa apa rida kehilangan isna. Rida kangen isna. Walaupun kita ga pacaran. Tapi aku serius sama kamu isna. Aku udah bilang semua ke ibu kamu. Aku beneran sayang sama kamu. Emang ibu kamu awalnya ga percaya tapi aku ceritain kisah tentang ibuku. Kisah ibuku sama dengan kisah kita isna, dan akhirnya ibu kamu ngerti, isna... rida sayang isna. Terimakasih"

menit terakhir di VN itu, rida berhasil membuat ku menangis haru. Ya aku memang cengeng, gampang sekali menangis. Tapi setidaknya tangisan ini tak selalu tentang ratapan kesedihan, kebahagian pun hadir dalam tangis ku.

Hey pemilik celana yang sobek dilutut. Terimakasih sudah hadir kembali:)

Tamat.