"Fur gimana nilai-nilai UAS kemaren?"kata ibuku sambil menyimpan sayur ke piring gofur
"Makasih tan, nilai gofur aman tante, gofur mah cerdas"jawab gofur sambil tertawa
"Huu tetep aja fika yang paling bagus bu, gofur mah lewaatt"kataku
"Heh yg phentingg kan ghue ccerdassh,nilai ga begithhu penting fik" katanya sambil manyun-manyun, artikulasi nya tidak jelas karna mulut nya masih penuh makanan, terkadang memang gofur sangat lucu bagaikan anak kecil yang siap dicubit hihi.
"Ngomong apa fur?,makan aja lu"jawabku sambil tertawa
Gofur hanya menggerutu gak jelas sambil manyun-manyun. Ibu yang melihat tingkah kami, hanya menggelengkan kepala sambil tersenyum.
Seperti biasa kalau gofur kerumah ku, kami selalu nokrong di taman belakang rumah, ayah membuatkan tempat ini untuk kami, karna kami selalu bersama-sama, jadi ayah buatkan tempat khusus untuk ku dan gofur. Bersama. Berdua saja. Kami selalu bersama-sama dari SMP sampai sekarang yang sebentar lagi mau lulus SMA, sudah banyak kenangan yg terjadi di taman ini. Mulai dari candaan, tawa, marahan, berimajinasi. Yaa seperti ituah kira-kira tak tau sampai kapan akan selalu bersama, tapi aku tau ada saat nya dimana nanti ada yg melarang dia untuk tak terlalu sering bermain denganku. Dan entah kenapa aku tak mau itu terjadi. Jangan.
"Fik, cewe tuh seneng nya di gimanain sih?"tanya gofur padaku
"Disayang" jawabku acuh
"Yeeh gue serius fik, gue lagi mau pdkt sama cewe nih" katanya
Aku terdiam sejenak, aku memang paling tidak suka jika gofur membicarakan perempuan lain, bertanya-tanya padaku harus bagaimana, aku tidak suka jika gofur memberikan perhatian lebih pada perempuan lain. Entah kenapa.
"Cewe tuh seneng nya di perhatiin, di jaga, di hormati, dilindungi, gaperlu ngasih apa apa juga cewe mah udh seneng, intinya sih sayang" kataku
"Oh gitu.."kata gofur sambil mengangguk-angguk
"Lo gebet siapa lagi?gebet aja terus tau tau ga jadi"kataku
"Yeeh lo mah bahas yg dulu mulu, ada pokonya lah temen sekelas gue"jawabnya
"yeelah temen sekelas? Gampang kali sekarang aja bisa jadian"kataku
"Serius lu? Gue malu fik"jawab gofur
"Dengerin ya gofur, dia pasti udh tau keseharian lo gimana, gampang juga buat cewe itu untuk nerima atau nolak, kalau lo baik cewe itu bisa aja langsung nerima, kalau lo bajingan sih mana gue tau" jawabku
"Gua ga bajingan fikaa"kata gofur sambil mencubit pipiku gemas
"Hihh" aku melepaskan tangan nya dari pipiku. "Yaudah berarti lo kemungkinan di tolak, eh di terima"candaku sambil memakan cemilan buatan ibu
"Huuuuuuu" katanya sambil mengacak-ngacak rambut ku. "Ihhh" aku membalas mengacak-ngacak rambutnya, lalu kami pun tertawa bersama.
"gue balik dulu deh"katanya sambil minum kembali segelas lemon tea yg tadi aku buatkan. "Bye" katanya sambil pergi, aku mengikutinya sampai ke pintu rumah, "aduh ga perlu dianterin fika cantik makasih" katanya GR
"Em" aku hanya menjawab seperti itu, dia pelupa benar benar pelupa-_
Gofur menaiki si abu, motor bebek jadulnya dan memakai helm, lalu dia meraba-raba saku celananya. Raut wajahnya terlihat bingung, aku lalu menghampirinya.
"Tok" ku getok helm gofur
"Nih aki-aki dasar"ku berikan kunci motornya.
"Hehe" gofur pun mengambil kunci ditanganku
"Nyengir lu"kataku
"Makasih say gue balik yah muahh"katanya sambil tertawa
Degdegdegdegdeg, jantung ku berdetak lebih cepat, say? Kataku dalam hati, pipiku terasa panas, senyum ku mengembang, aku masuk kerumah sambil senyum-senyum sendiri, please gue gak mau jadi orang gila baru.
"Mungkin kau takkan pernah tau betapa mudah nya kau untuk dikagumi..."
"Tok tok tok" suara ketukan pintu menghentikan ku yang sedang bernyanyi-nyanyi dikamar.
"tok tok tok"
"Fikaa itu ada gofur"teriak ibu ku di balik pintu
Hah? Ngapain si gofur kerumah jam 9 malem gini sarap tu orang
Kata ku dalam hati, aku pun membuka pintu kamar
"Tuh diluar" kata ibu ku
Aku pun segera pergi ke luar
Ku lihat gofur yang masih memakai helm, dan memakai kaos oblong warna navy dan celana chino hitam selutut, serta sepatu kets warna hitam. Simple. Tampan.
"Fika" kata nya sambil tersenyum
"Lu ngapain kesini malem malem, cepet masuk dulu kerumah" kata ku berteriak di pintu
Dia malah terdiam dan tetap tersenyum, aku bingung ada apa ini? Aku pun menghampirinya.
"Kenapa?" Kataku
Tiba-tiba gofur memelukku, mataku membulat, kaget, senang, aku di peluk gofur.
"Gue jadian fika"kata nya dengan nada suara senang.
Rasa senang ku seketika berubah menjadi rasa yg tak ku mengerti. Rasa sesak. ingin sekali aku berteriak.
Aku segera melepaskan pelukan gofur, "ohya??,tuhkan berarti lo baik" kataku dengan suara parau dan air, ada air di pipiku, hey apa ini? Aku menangis?
"Lo nangis?" Kata gofur
"Nangis? Ohya?mungkin gue seneng fur" kataku sambil menghapus air yang ada di pipi
Gofur kembali memelukku, air itu keluar lagi tak bisa di bendung. Kenapa harus menangis fika?.
gofur gue bakal kehilangan lo.
Gofur melepaskan pelukannya. "Lo bener fik dia nerima gue, udah jangan nangis, kok nangis sih, cengeng" kata gofur sambil mengusap pipiku yg basah
Aku memukul lengannya pelan, "gue gak nangis fur, gue seneng aja, akhirnya lo bisa dapetin cewe yg lo mau"kataku dengan nada suara yg masih parau
"Iya iya, besok kan minggu, gue mau traktir lo deh kue balok yu" katanya
Aku hanya mengangguk dan tertunduk. Gofur lalu mengusap kepalaku dan memelukku kembali.
Ku biarkan dia memelukku, rasa nya ada yg mengganjal. Seperti akan ada rasa kehilangan, kecemburuan, perpisahan.
Gofur sahabatku, sepertinya aku menyukaimu.